GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN AKUSTIK

Fernando, Ryan Adhitya (2022) GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN AKUSTIK. Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

[img]
Preview
Text (COVER)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-COVER.pdf

Download (328kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-BAB I.pdf

Download (246kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (814kB)
[img]
Preview
Text (BAB III)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-BAB III.pdf

Download (578kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB IV)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-BAB IV.pdf

Download (163kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-BAB V.pdf

Download (340kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB VI)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-BAB VI.pdf

Download (185kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (263kB) | Preview
[img]
Preview
Text (LAMPIRAN)
17.A1.0073-Ryan Adhitya Fernando-LAMPIRAN.pdf

Download (671kB) | Preview

Abstract

Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan. Kesenian juga ikut membantu kemajuan dalam kebudayaan itu sendiri. Faktanya bahwa kehadiran seni itu tidak lepas dari empat unsur komponen yaitu, seniman, penikmat, penyelenggara dan kritikus. Oleh karena itu keempat unsur komponen tersebut perlu bergerak bersama untuk saling mendukung dan menolong satu sama lain. Kota Semarang merupakan kota yang memiliki keanekaragaman kebudayaan salah satu diantaranya adalah tari gambang semarangan yang menjadikan kesenian yang cukup menarik. Seiring perkembangan zaman, mulai dari era klasik menuju ke era modern. Kesenian Kota Semarang lebih mengarah kepada kesenian musik. Dikarenakan Kota Semarang merupakan salah satu Ibukota Provinsi Jawa Tengah yang sering mengadakan event musik. Supaya kesenian yang ada di Kota Semarang itu tidak hilang atau tidak terpaku kepada salah satu kesenian saja. Maka diperlukannya sebuah fungsi bangunan Gedung Pertunjukan Kesenian yang merupakan salah satu bangunan yang dapat melayani atau memfasilitasi berbagai macam kegiatan pertunjukan kesenian mulai dari wayang, drama komedi, tari, musik, opera, dan sulap. Dengan adanya bangunan Gedung Pertunjukan Kesenian ini dapat membantu dalam menggerakkan sektor roda perekonomian kreatif dan pariwisata yang ada di Kota Semarang, dapat menghidupkan kembali kesenian yang ada di Kota Semarang seperti Gambang Semarangan, Tari Semarangan serta Wayang Orang dan menjadikan ikon baru Kota Semarang. Teori pada perencanaan Gedung Pertunjukan Kesenian menggunakan teori Fleksibilitas Ruang untuk menyelesaikan permasalahan pada ruang yang dapat mengakomodasi segala pertunjukan kesenian yang ada. Kemudian untuk pendekatan yang akan diangkat menggunakan pendekatan akustik. Pendekatan akustik diangkat guna menyelesaikan permasalahan pada kebisingan yang disebabkan oleh faktor luar maupun dalam. Supaya dapat menimbulkan ekspresi pada bangunan Gedung Pertunjukan Kesenian, Pendekatan akustik ini didukung oleh pendekatan Arsitektur Hijau. Pendekatan Arsitektur Hijau ini dipilih dikarenakan lokasi perencanaan Gedung Pertunjukan Kesenian terletak pada kawasan BSB Kota Semarang yang dimana menganut konsep Harmony in Green, sehingga ada keselarasan dan dapat menarik pengunjung

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 720 Architecture > Recreational Arts
Divisions: Faculty of Architecture and Design > Department of Architecture
Depositing User: Mrs Christiana Sundari
Date Deposited: 12 Apr 2022 07:22
Last Modified: 13 Apr 2022 02:37
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/28434

Actions (login required)

View Item View Item