HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN BERBASIS SEREALIALEGUMES PADA BALITA TERHADAP STUNTING – REVIEW THE RELATIONSHIP OF FOOD INTAKE OF CEREALSLEGUMES IN TODDLERS TO STUNTING - REVIEW

Kristiana, Laurentsia (2022) HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN BERBASIS SEREALIALEGUMES PADA BALITA TERHADAP STUNTING – REVIEW THE RELATIONSHIP OF FOOD INTAKE OF CEREALSLEGUMES IN TODDLERS TO STUNTING - REVIEW. Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

[img] Text (COVER)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-COVER_a.pdf

Download (970kB)
[img] Text (BAB I)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-BAB I_a.pdf

Download (356kB)
[img] Text (BAB II)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (499kB)
[img] Text (BAB III)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-BAB III_a.pdf

Download (283kB)
[img] Text (BAB IV)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-BAB IV_a.pdf

Download (332kB)
[img] Text (BAB V)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-BAB V_a.pdf

Download (367kB)
[img] Text (BAB VI)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-BAB VI_a.pdf

Download (171kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-DAPUS_a.pdf

Download (302kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
18.I2.0002-Laurentsia Kristiana-LAMP_a.pdf

Download (365kB)

Abstract

Stunting merupakan salah satu bentuk malnutrisi pada anak, dimana anak yang tergolong dalam stunting apabila panjang atau tinggi badannya dibawah - 2 SD dari standar tinggi anak berdasarkan usia dan jenis kelamin sedangkan untuk anak yang mengalami stunting parah memiliki tinggi atau panjang badan dibawah -3 SD dari standar tinggi anak berdasarkan usia dan jenis kelamin anak. Di tahun 2020, jumlah anak yang mengalami stunting mengalami penurunan apabila dibandingkan pada tahun 2000, dimana pada tahun 2000 anak yang mengalami stunting sebanyak 203,6 juta dan menurun menjadi 149,2 juta di tahun 2020. Namun kondisi Covid-19 memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah anak yang mengalami masalah gizi. Stunting dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan baik jangka pendek, sedang, maupun panjang. Nutrisi dan social ekonomi menjadi faktor penyebab anak mengalami stunting. Salah satu nutrisi yang penting yaitu protein. Protein bukan hanya dilihat dari kuantitasnya, namun kualitas protein menjadi penting untuk pertumbuhan anak. Pada balita stunting keanekaragaman asupan sumber protein sedikit karena banyak mengkonsumsi sumber protein dari serealia namun kurang dalam mengkonsumsi bahan hewani. Pangan nabati memiliki kualitas protein yang buruk karena keterbatasan asam amino. Namun dengan mengkombinasi serealia dengan legumes dapat meningkatkan profil asam amino. Dilihat dari kandungan asam aminonya, mengkonsumsi makanan dengan kualitas protein yang baik menunjukan korelasi yang positif dengan HAZ, dimana semakin rendah asupan asam amino maka akan semakin vi rendah nilai HAZ yang menandakan anak mengalami stunting semakin tinggi. Selain asam amino, protein digestibility menjadi salah satu parameter untuk menilai kualitas protein. Pada produk pangan nabati mengandung senyawa antinutrisi yang menurunkan protein digestibility. Pemrosesan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan protein digestibility serta perlakuan pemrosesan yang banyak pada sampel akan menghasilkan peningkatan protein digestibility yang lebih baik dibandingkan hanya satu pemrosesan saja

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > 664 Food technology > Food processing
Divisions: Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology
Depositing User: Mrs Christiana Sundari
Date Deposited: 07 Dec 2022 04:28
Last Modified: 07 Dec 2022 04:28
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/30365

Actions (login required)

View Item View Item