EVALUASI NILAI GIZI DAN SENSORI SNACK JELLY YANG DIPERKAYA DENGAN KOMBINASI DAUN KATUK (Sauropus Androgynous) DAN DAUN KROKOT (Portulaca Oleracea L) UNTUK BALITA DALAM LANGKAH PENCEGAHAN STUNTING

ARIFIN, FERDIAND IVAN (2023) EVALUASI NILAI GIZI DAN SENSORI SNACK JELLY YANG DIPERKAYA DENGAN KOMBINASI DAUN KATUK (Sauropus Androgynous) DAN DAUN KROKOT (Portulaca Oleracea L) UNTUK BALITA DALAM LANGKAH PENCEGAHAN STUNTING. Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.

[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-COVER_a.pdf

Download (1MB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-BAB I_a.pdf

Download (447kB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (590kB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-BAB III_a.pdf

Download (654kB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-BAB IV_a.pdf

Download (249kB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-BAB V_a.pdf

Download (111kB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-DAPUS_a.pdf

Download (276kB)
[img] Text
18.I1.0116-FERDIAND IVAN ARIFIN-LAMP_a.pdf

Download (1MB)

Abstract

Di balik pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terbilang sangat pesat di Indonesia, dalam kurun waktu 20 tahun terakhir masih ditemukan banyaknya anak kekurangan gizi di Indonesia terutama pada kasus stunting. Stunting merupakan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan stunting direpresentasikan dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umut (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010). Sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2022 terdapat 24,4% baduta yang mengalami stunting. Menurut beberapa penelitian pola asuh dan pemberian makanan pada anak berpotensi menyebabkan stunting dan terbukti adanya hubungan antara keduanya. Pemberian makan untuk anak usia 6-24 bulan harus diperhatikan baik secara kualitas maupun kuantitas agar sesuai dengan gizi yang dibutuhkan. Snack jelly dipilih dengan mempertimbangkan kemudahan pembuatan serta tidak memerlukan alat dan bahan yang terlalu banyak. Bahan pangan lokal yang digunakan adalah daun katuk dan daun krokot. Masyarakat belum terlalu mengetahui bahwa daun katuk dan daun krokot yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar kita ternyata memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama kandungan protein. Daun krokot selama ini hanya digunakan oleh masyarakat sebagai tambahan pakan ternak. Penelitian ini menggunakan 4 formulasi berbeda. F0 untuk formulasi kontrol tanpa perlakuan, F1 untuk formulasi 1 dengan penambahan 100 gram daun katuk dan 100 gram daun krokot, F2 untuk formulasi 2 dengan penambahan 125 gram daun katuk dan 125 gram daun krokot, F3 untuk formulasi 3 dengan penambahan 150 gram daun katuk dan 150 gram daun krokot. Berdasarkan pengujian sensori baik dari orang tua dan pengasuh maupun dari balita, formulasi terbaik didapat pada formulasi 2. Formulasi 2 menggunakan kombinasi 125 gram daun katuk dan 125 gram daun krokot. Menurut hasil pengujian proksimat formulasi 2 mendapatkan kadar air sebesar 90,7%, kadar abu sebesar 1,1%, kadar lemak sebesar 0,8%, kadar protein sebesar 1,5%, kadar karbohidrat sebesar 5,7%, dan energi total sebesar 156 kal dari massa akhir jelly yang dihasilkan yaitu 1000 gram jelly.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology
Divisions: Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology
Depositing User: mr AM. Pudja Adjie Sudoso
Date Deposited: 31 Mar 2023 02:29
Last Modified: 31 Mar 2023 02:29
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/31301

Actions (login required)

View Item View Item