PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF PELATIH DENGAN ATLET DAN PEMBENTUKAN MENTAL JIYU KUMITE DI DOJO ZEN KYOKUSHINKAI JAWA TENGAH

PUTRA, YOSHUA WIDAYAT (2022) PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF PELATIH DENGAN ATLET DAN PEMBENTUKAN MENTAL JIYU KUMITE DI DOJO ZEN KYOKUSHINKAI JAWA TENGAH. Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

[img] Text (COVER)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-COVER_a.pdf

Download (420kB)
[img] Text (BAB I)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-BAB I_a.pdf

Download (214kB)
[img] Text (BAB II)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (302kB)
[img] Text (BAB III)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-BAB III_a.pdf

Download (284kB)
[img] Text (BAB IV)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-BAB IV_a.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB V)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-BAB V_a.pdf

Download (157kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-DAPUS_a.pdf

Download (232kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
17.M1.0049-YOSHUA WIDAYAT PUTRA-LAMP_a.pdf

Download (778kB)

Abstract

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau sekelompok kecil yakni sebagai pengirim pesan dan penerima pesan dengan beberapa efek dan umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal terjadi disetiap aspek kehidupan manusia yakni salah satunya pada olahraga karate kyokushin. Kyokushin merupakan olahraga karate beraliran full body contact yakni kumite (bertarung) dengan bertujuan melumpuhkan lawan. Oleh karena itu, dibutuhkan mental yang kuat bagi atlet-atlet kumite di kyokushin karate ini. oleh karena itu, pelatih memiliki peranan penting selain memberikan teknik dan fisik yakni membentuk mental bertarung terhadap atletnya. Dalam pembentukan mental yang diberikan pelatih kepada atlet terdapat aktivitas komunikasi interpersonal yang efektif. Peneliti dalam kesempatan kali ini akan melakukan penelitian terkait penerapan komunikasi interpersonal yang efektif menurut Joseph Devito antara pelatih dengan atlet dalam pembenykan mental jiyu kumite di Zen Kyokushinkai Jawa Tengah. Peneliti memilih Zen Kyokushinkai Jawa Tengah karena memiliki pelatih-pelatih yang berpengalaman serta melakukan penerapan komunikasi interpersonal efektif dan melahirkan atlet-atlet tingkat nasional hingga internasional. Peneliti kali ini mencari data dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menggabarkan bagaimana proses komunikasi interpersonal atlet dengan pelatih dan pembentukan mental jiyu kumite, yakni dengan teknik observasi dan wawancara di dojo Unimar AMNI, dan dojo Ungaran, dan mengolah data mentah (reduksi) dan disajikan berupa teks naratif, foto, dan transkip wawancara. Penerapan komunikasi interpersonal pelatih dengan atlet yakni kedua belah pihak saling menanggapi informasi yang diterima dengan melaksanakan pesan yang diterima (keterbukaan), lalu kedua belah pihak saling menghargai seperti pada saat atletnya mengalami kekalahan, pelatih memberikan perhatian dengan memotivasi untuk bangkit kembali dan kekalahan tersebut juga dirasakan pelatih (empati). Selain itu, sikap saling mendukung antara pelatih dengan atlet juga terlihat pada saat atlet memberikan masukan kepada pelatih mengenai pola latihan untuk lebih bervariasi, dan pelatih menanggapinya dengan membuat program latihan diluar agar atlet terhibur dan proses latihan berjalan lebih efektif. Pelatih juga mendorong atlet yang kurang percaya diri untuk lebih aktif dengan mengajak komunikasi personal sehingga atlet tersebut merasa bahwa dirinya itu diperhatikan dan timbul sikap percaya diri (rasa positif). Pelatih dan atlet keduanya saling menghargai, bahwa pelatih memiliki wewenang untuk menentukan program latihan di dojo maupun di rumah, dan atlet melaksanakan program latihan tersebut baik di dojo maupun di rumah pada saat tidak ada pelatih, karena keduanya saling menghargai (kesetaraan). Lalu pembentukan mental dalam jiyu kumite yakni pelatih membentuk sikap percaya diri atlet dengan memberikan latihan keras dan memberikan rangsangan pukulan untuk membentuk kepercayaan diri atletnya. Lalu untuk kedisiplinan, pelatih memberikan contoh kepada atlet untuk tepat waktu dan mematuhi peraturan yang ada di dojo. Lalu untuk membentuk kemauan dan motivasi, pelatih memberikan masukan kepada atlet untuk tidak menyerah, berpikir positif, tidak mudah puas, optimis dan enjoy dalam menyelesaikan program latihan. Dan pelatih menanamkan sikap tanggung jawab kepada diri atlet dengan memberikan materi latihan fisik yang keras untuk mengoptimalkan potensi diri atlet sehingga pada saat jiyu kumite atlet dapat menyelesaikan pertandingan dengan baik.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 720 Architecture > Visual Communication
Divisions: Faculty of Law and Communication > Department of Communication Science
Depositing User: Mrs Christiana Sundari
Date Deposited: 28 Mar 2023 07:18
Last Modified: 28 Mar 2023 07:18
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/31204

Actions (login required)

View Item View Item