EKSPLORASI SENYAWA ANTIOKSIDAN PADA MOLUSKA

Citta, Eleonora Pradnya Nirmala (2019) EKSPLORASI SENYAWA ANTIOKSIDAN PADA MOLUSKA. Other thesis, Unika Soegijapranata Semarang.

[img] Text (COVER)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB I)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - BAB I.pdf

Download (253kB)
[img] Text (BAB II)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (200kB)
[img] Text (BAB III)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - BAB III.pdf

Download (198kB)
[img] Text (BAB IV)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - BAB IV.pdf

Download (247kB)
[img] Text (BAB V)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - BAB V.pdf

Download (60kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
16.I1.0089 Eleonora Pradnya Nirmala Citta - DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (381kB)

Abstract

Antioksidan adalah salah satu komponen bioaktif yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat saat ini. Antioksidan dikenal terdapat pada bahan-bahan nabati. Namun penelitian yang terus berkembang menemukan bahwa antioksidan juga terdapat pada bahan hewani. Ditemukannya antioksidan pada bahan hewani dapat menjadi alternatif sekaligus sumber antioksidan baru. Salah satu sumber antioksidan pada bahan hewani adalah moluska karena memiliki ketersediaan dan variasi spesies yang besar, mudah ditemui, serta dikenal sebagai bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat umum. Penelitian review ini bertujuan untuk mengulas macam-macam senyawa antioksidan yang terdapat pada organisme moluska. Kemudian berdasarkan senyawa antioksidan yang ditemukan, diulas kembali faktor-faktor yang mempengaruhi (metode pengujian, matriks bahan, dan metode preparasi) pada aktivitas antioksidan. Selanjutnya, output yang diharapkan adalah mengetahui metode pengujian terbaik untuk jenis senyawa antioksidan yang terkandung. Jenis moluska yang diulas terdiri dari tiga jenis, yaitu: Gastropoda, Cephalopoda, dan Bivalvia. Ketiga moluska tersebut mewakili moluska yang hidup di perairan laut, tawar, ataupun darat. Selain itu, ketiga molsuka tersebut juga banyak ditemui dan dikonsumsi oleh masyarakat. Pada ketiga filum tersebut, diulas proses preparasi bahan melalui metode ekstraksi yang dilanjutkan metode fraksinasi untuk mendapatkan fraksi terkecil dari senyawa antioksidan. Ditemukan pada ketiga filum tersebut, bahwa senyawa antioksidan yang banyak ditemukan adalah biopeptida, polisakarida, polifenol, alkaloid, dan enzim yang berfungsi sebagai antioksidan in vitro dalam tubuh. Pada biopeptida dan polisakarida, panjang rantai dan berat molekul serta monomer penyusun matriks mempengaruhi aktivitas antioksidan. Semakin kecil berat molekul diketahui bahwa aktivitas antioksidan semakin tinggi. Hal ini juga dipengaruhi dari metode preparasi bahan itu sendiri. Semakin efektif metode preparasi bahan, maka semakin kecil berat molekul dengan hasil uji aktivitas antioksidan yang semakin tinggi. Berat molekul yang semakin kecil pula akan mempermudah dalam proses pendeteksian monomer penyusun senyawa antioksidan. Sedangkan pada metode analisis antioksidan, penggunaan FRAP dan ABTS memiliki waktu reaksi yang terlalu cepat, sehingga hasil aktivitas senyawa antioksidan tidak dapat maksimal. Selain itu, pada pengujian FRAP, proses pengujian dipengaruhi oleh pH asam yang tidak sesuai untuk beberapa jenis senyawa penyusun antioksidan. Pada ABTS, meskipun memiliki pH netral, tidak dapat mewakili aktivitas antioksidan dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh karena tidak ada radikal ABTS dalam tubuh. DPPH merupakan metode yang paling banyak digunakan, memiliki pH netral dan menggambarkan aktivitas radikal bebas hidrogen yang berbahaya bagi tubuh, serta mudah untuk digunakan. Namun, DPPH tidak memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi karena mudah dipengaruhi oleh cahaya, pH, dan suhu Terakhir, pengujian OH- radical scavenging menggambarkan radikal bebas OH- dalam tubuh. Dianggap sebagai salah satu metode pengujian terbaru, OH- radical scavenging memiliki waktu pengujian yang tidak terlalu cepat sehingga memudahkan untuk mencapai titik maksimal, dapat digunakan untuk sampel biologis, dan mudah pengaplikasiannya. Hanya saja metode ini memiliki biaya yang cukup mahal dan penggunaan peralatan tertentu.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology
600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology > Antioxidants
Divisions: Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology
Depositing User: Mrs Christiana Sundari
Date Deposited: 23 Jun 2020 03:28
Last Modified: 23 Jun 2020 03:28
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/21548

Actions (login required)

View Item View Item