SEKOLAH TUNAGRAHITA DI KOTA SEMARANG

TANAMAS, KARINA STEFANNIE SANTOSO (2023) SEKOLAH TUNAGRAHITA DI KOTA SEMARANG. Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.

[img]
Preview
Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-COVER_a.pdf

Download (837kB) | Preview
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-BAB I_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (266kB)
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (720kB)
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-BAB III_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-BAB IV_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (267kB)
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-BAB V_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (485kB)
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-BAB VI_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (490kB)
[img]
Preview
Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-DAPUS_a.pdf

Download (313kB) | Preview
[img] Text
18.A1.0012-Karina Stefannie Santoso Tanamas-LAMP_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (370kB)

Abstract

Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi semua orang tak terkecuali bagi penyandang disabilitas Tunagrahita yang selama ini kurang diperhatikan dan dipandang sebelah mata dimana mereka memiliki hak untuk berekspresi dan berkarya. Tunagrahita sendiri diartikan sebagai kelainan intelektual umum yang dialami sebelum usia 16 tahun dimana memiliki IQ dibawah rata-rata mencapai 84 kebawah. Data Biro Pusat Statistik Jawa Tengah, penyandang Tunagrahita mengalami peningkatan dari tahun 2016-2021 mencapai 585 jiwa terkhusus Kota Semarang juga mengalami peningkatan setiap tahun pihaknya tercatat tahun 2014 mencapai 212 penyandang, tahun 2015 mencapai 236 penyandang, tahun 2016 mencapai 393 penyandang, tahun 2020 mencapai 764 penyandang, tahun 2021 mencapai 1.024 penyandang dan tahun 2022 mencapai 1.407 penyandang Tunagrahita dengan persentase tertinggi pada Kecamatan Semarang Barat sebanyak 10,2% namun yang menjadi kendala bahwa pada area tersebut belum mendapati fasilitas sekolah khusus Tunagrahita. Sekolah Tunagrahita yang tersebar di Kota Semarang masih jauh dari kata optimal dan minim hingga terjadi penolakan siswa sebanyak 235 calon peserta didik dengan begitu akses pemegaran pendidikan khusus Tunagrahita sangat mendesak. Sekolah Tunagrahita di Kota Semarang hingga saat ini masih belum memperhatikan secara spesifik akan kebutuhan sesungguhnya dimana seringkali dijumpai hanya sebatas mengadakan ruang belajar dan terapi dengan standar sekolah pada umumnya hal ini sangat berlawanan dengan tingkat ketunaan individu Tunagrahita yang memerlukan respon khusus dalam mendukung perkembangannya. Dengan begitu secara tidak langsung lingkup sekolah diluar area kelas hanya menjadi sebatas ruang sirkulasi saja tanpa memberikan dampak apapun pada individu Tunagrahita. Dimana seharusnya diperlukan pengolahan lingkup sekolah yang memberikan dampak positif dalam meminimalisir keterbatasan sekaligus mengenali kelebihan mereka. Perancangan sekolah Tunagrahita menggunakan pendekatan Behavior Setting yang merupakan bagian dari Arsitektur Perilaku. Melihat kondisi pengguna memiliki perilaku yang sudah unik dan khusus sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan desain yang mampu merespon segala perilaku mereka

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 720 Architecture > Educational Buildings > School Buildings
Divisions: Faculty of Architecture and Design > Department of Architecture
Depositing User: mr AM. Pudja Adjie Sudoso
Date Deposited: 24 Mar 2023 03:44
Last Modified: 04 Nov 2024 03:04
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/31121

Actions (login required)

View Item View Item