WIDIATMOKO, AGUSTINUS (2003) PENGUJIAN EFISIENSI PASAR DALAM BENTUK LEMAH UNTUK DUA PERIODE YANG BERBEDA YAKNI PERIODE BULLISH DAN PERIODE BEARISH DI BURSA EFEK JAKARTA (STUDI KASUS PADA SAHAM LQ 45 TAHUN 1999 DAN 2001). Other thesis, Prodi Manajemen Unika Soegijapranata.
|
Text (COVER)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko COVER.pdf Download (604kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko BAB I.pdf Download (429kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (799kB) |
||
Text (BAB III)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (445kB) |
||
Text (BAB IV)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (794kB) |
||
|
Text (BAB V)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko BAB V.pdf Download (152kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (76kB) | Preview |
|
|
Text (LAMPIRAN)
96.30.2728 Agustinus Widiatmoko LAMPIRAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Pasar modal adalah sumber dana segar jangka panjang. Keberadaan institusi ini bukan Cuma sebagai wahana sumber pembiayaan, tetapi juga sebagai sebagai saran a investasi yang melibatkan seluruh potensi dana masyarakat, baik yang tersedia di kantong dalam negeri maupun yang tersedia di luar negeri. Yang memanfaatkan modal sebagai sarana investasi bukan cuma pemodallokal tapi juga pemodal asing. Istilah pasar modal menunjukkan bahwa infonnasi yang relevan mengenai pasar modal secara luas dan murah yang tersedia bagi investor, dan semua infonnasi yang mempengaruhi dan relevan sudah tercennin pada harga saham. Oleh karen a itu, dalam pasar modal yang efisien transaksi jual-beli surat berharga merupakan transaksi dengan net present value. Efis ensi pasar modal mempunyai beberapa tingkatan, menurut Fama (19 erbagi tas tiga in atan, yaitu : 1. HPE bentuk lemruv Weak Form, yaitu kele&i an yendapatan atas dasar infonnasi historis mengenai harga dan pen~atan. 2. HPE bentu semu kUati Se-mi Strong "FtJrm, yaitu para investor tidak dapat memperoleh keuntungan di atas 15erdasarkan infonnasi umum y ' g tersedia. 3. HPE ntUk kuat/' Strong Porm, yaitu kelebihan penoa atan tidak dapat diperoleh dengap. menggunakan setiap sum I r infonnasi, tanpa menglijraukan apakah infonnasi tersedia secara umum atau ti Saham LQ 45 merupakan saham y g mempuny . likui ilas yang tinggi, sehingga perubal1<pl yang erjadi pada saham LQ ~5 sangat berpengaiilll pada llISG. Pada awa tahun 1999, indeks LQ 45 berada pada vosisi 89,010 poin dan pada akhir tahun di p pada posisi 142 877 poin, sehingga pada ~ ini termasuk peri ode Bullish. e<fungkan pada tahun 2001 'ndeks LQ 45 berada ~ada posisi 79,745 poin dan pada akhlr tahun ditut R 80,056 pllin, dan tahun ini yan ikategorikan pada peride Bearish. Dalam peneliti i~i, perusahaan yang dijadikan 0 ~ek penelitian ada 19 perusahaan, yakni AALI, l\.mM, ASI( BMTR, C OGRM, HMSP, INDF, ISAT, KLBF, LPBN, LPLI,~PP , . A, PNBN, MLS, SMuR, TINS, TLKM. Perusahaan tersebut diatas merup~an perusahaan yang masuk kriteria pemilihan saham untuk indeks LQ 45. Untuk penelitian ini juga diambil tahun 1999, karena pada tahun tersebut diindikasikan dalam kondisi Bullish. Sedangkan pada tahun 2001 diindikasikan pada kondisi sedang Bearish. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang esisiensi pasar modal dengan perbedaannya pada saat Bullish dengan Bearish dengan judul "PENGUJIAN EFISIENSI PASAR DALAM BENTUK LEMAH UNTUK DVA PERIODE YANG BERBEDA Y AKNI PERODE BULLISH DAN PERIODE BEARISH DJ BURSA EFEK JAKARTA" dengan studi kasus pada saham LQ 45 peri ode tahun 1999 dan 200 I. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah efisiensi pasar modal dalam bentuk lemah berbeda di BEJ pada saat kondisi bullish dan bearish? Karena pada saat krisis melanda, kondisi efisiensi pasar modal belum diketahui apakah masih efisien bentuk lemah atau tidak. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari BEJ dengan bukunya JSX Statistik 1999 dan 2001, Directory Indonesian Capital Market. Sedangkan analisis data yang digunakan untuk menguji ketergantungan (dependent) ada tiga pendekatan atau alat uji yang dapat dipakai, yaitu: Tes Runtun digunakan untuk menguji apakah perubahan harga saham perusahaan sam pel mengikuti pola acak atau tidak, Tes Autokorelasi untuk mengetahui apakah perubahan harga saham di waktu yang akan datang independent pada perubahan harga saham di waktu yang lalu. Tes jenj g bertanda Wilcoxon digunakan untuk mengetahui apakah ada perbe1laan e-fi:Slensi pasar mQdal dalam kondisi Bullish dan ketika pasar modal dalam konoisi Bearish. Adapun hasil engolahan datanya sebagai berikut: lJntuk uji run, pada saat Bullish yang diketahl!li (lengan bantuan program SPSS 10.0 den an perhitungan nilai Z hitung dan nilai grobabilitas 9 sampel perusahaan dengan till~at signifikansi 5% dapat ditentukan bahwa bila dilihat berdasarkan rata-rata osolut, dibasilkan bahwa Z hitung (1,444) ~ tabel (1,96) dan proba ifitas value (0.2171) ~ (0.05) berarti nilai Z hitung maupun robabilit,s value berada ,dal(UD daerah pe eIimaa 0 atau dari 19 sampel perusahaau, t4 perusahaan (73 68) harga sahamnya menu ~ukkan Ho tidak dapat ditolak. Seffilngkan selebihnya 5 perusahaan dari sampel {26,]2~ menunjukkan Ho ditolak. Dengan kata aiQ, sampel yang mendukung bahwa harga berpola acak (random) lebih banyak ditianding sampel yang mendukung bahwa h · ga tidak acak. Sedangkan Nilai . (fan prol)abilitas value dalam analisis ini untuk peri ode Bearish, adalah bila diliha berdasarkan rata absol t, nilai Z itung (1, 9 ~ Z tabel (l ,96) dan probabilitas valu 0,332) ~ 0,05 b farti nilai Z hitung mau un probabilitas value berada dalam penerimaat;l Ho atau dari 19 sampel perusah ,17 perusahaan harga sahamnya menunjukkan 89,~7. % Ho tidak dapat ditola( e gkan selebihnya yaitu 2 perusahaan yang lain yaitu fO,53% dari satnll-el -sahamnya menunjukkan Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa baik paaa peflooe Bullish maupun peri ode Bearish harga sahamnya berpola acak dan hipotesa penelitian untuk saham LQ 45 efisien dalam bentuk lemah. Untuk uji Autokorelasi juga menngunakan alat bantu SPSS 10.0 yang menghasilkan perhitungan koefisien autokorelasi dengan menggunakan time lag 1-9, dimana menhasilkan 95 nilai koefisien autokorelasi berbeda secara signifikan dari nol. Total saham yang nilai koefisien autokorelasi berada diluar daerah penerimaan Ho dan 16 saham (84,21%) yaitu ANTM, ASH, BMTR, CMNP, GGRM, HMSP, INDF, KLBF, LPBN, LPPS, MPPA, PNBN, RALS, SMGR, TINS, TLKM. Sedangkan sisanya yaitu 3 saham (15,79%) mendukung untuk menerima Ho. Jadi hasilnya dependen atau ada korelasi. Untuk memastikan bisa digunakan juga uji Durbin Watson yang menghasilkan, nilai OW sebesar 1,954 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepereayaan 5%, jumlah sampel perusahaan 19 dan jumlah variabel bebasnya 2, maka akan didapat nilai 01=1,08 dan nilai Du= 1,53. Karena nilai D\V lebih besar daripada batas atas (Du) yakni 1,53 maka dapat disimpulkan ada autokorelasi negatif dalarn arti bahwa antara harga saham periode t dengan periode sebelumnya ada hubungan narnun keeil atau lemah. Untuk mengetahui perbedaan antara peride Bullish dan periode Bearish menggunakan uji jenjang-bertanda Wilcoxon. Dari tahun 1999 dan 2001 menunjukkan bahwa dari 19 sampel perusahaan 5 perusahaan mendukung Ho tidak dapat ditolak. Sedangkan selebihnya 14 perusahaan mendukung Ho ditolak. Dengan kata lain, sampel yang mendukung bahwa harga saham yang terjadi di pasar modal pada saat Bullish tidak berbeda seeara srgnifikan dengan harga saham pada saat Bearish lebih keeil (26,32%) d'aanuing sampel yangendukung bahwa harga saham yang terjadi di pasar modal ada saat Bullish berbeda secara signifikan dengan harga saharn pada saat Bearish. (73,68). Hasil ini seeara jelas menunjukkan bahwa harga saharn perusahaan pad~ saat kondisi Bullisn 15erbeda dengan paaa saat kondisi pasar modal dalam kondisi Bearish. Adapun kesi pulan yang dapat diam it adalah untilf uji Ron tes pada peri ode 1999 dan perio e 200 perubahan llarga saham bulanan mengilrnti pola aeak sehingga efisien am bentuk lemah. ~tuk uji autokorelasi dik tahui bahwa peri ode 1999 dan p,erode 2~0 1 perubah arga saJtam bulanan LQ 40 oependen satu sarna lain atau bisa di katakan ada llubungan antar perio~e namup kecil/negatif. Karena tidak indtW~nden maka efisiensi pasar modal tidak d~am bentullemah. Dan untuk hasil uji jenjang benanda Wilcoxon dapat diketahui, bahw ada peri ode Bullish (1999) dan eriode Bearish (2001) untuk pasar m dal efisi bentuk lemah adalah berbeda.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 650 Management > 658 Management > Marketing Management |
Divisions: | Faculty of Economics and Business > Department of Management |
Depositing User: | Mrs Christiana Sundari |
Date Deposited: | 22 Jun 2016 06:40 |
Last Modified: | 22 Jun 2016 06:40 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/10189 |
Actions (login required)
View Item |