ANALISIS RETURN PASCA TERJADINYA PERUBAHAN HARGA EKSTREM PADA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERIODE JANUARI 2001 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2002 DI BEJ

HAPSARI, K. OKHI (2003) ANALISIS RETURN PASCA TERJADINYA PERUBAHAN HARGA EKSTREM PADA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERIODE JANUARI 2001 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2002 DI BEJ. Other thesis, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata.

[img] Text (COVER)
98.30.3596 k. okhi hapsari.COVER.pdf

Download (418kB)
[img] Text (BAB I)
98.30.3596 k. okhi hapsari.BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (221kB)
[img] Text (BAB II (available document only in library of Soegijapranata Catholic University))
98.30.3596 k. okhi hapsari.BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (405kB)
[img] Text (BAB III (available document only in library of Soegijapranata Catholic University))
98.30.3596 k. okhi hapsari.BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (346kB)
[img] Text (BAB IV (available document only in library of Soegijapranata Catholic University))
98.30.3596 k. okhi hapsari.BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (816kB)
[img] Text (BAB V)
98.30.3596 k. okhi hapsari.BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (115kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
98.30.3596 k. okhi hapsari.DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (70kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
98.30.3596 k. okhi hapsari.LAMPIRAN.pdf

Download (3MB)

Abstract

Saham, sebagai salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar Modal, selalu mengalami perubahan harga. Dalam konsep hipotesis pasar efisien (Nticient Market Hypotesis), pentbahan harga saham ini bersifat acak sehingga perubahan harga dimasa yang akan datang tidak dapat diprediksi berdasarkan perubahan pada masa lampau. Namun demikian, banyak penelitian yang menyebutkan adanya beberapa fen 0 men a yang tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien. Salah satunya adalah fenomena pembalikan harga (price reversals). Pembalikan harga terjadi jika perubahan harga secara ekstrim dalam satu periode tertentll segera diikuti dengan perubahan harga kearah yang berlawanan, kenaikan harga secara ekstrim akan segera diikuti dengan penunman harga pada peri ode selanjutnya. Sebaliknya, penunman harga secara ekstrim diikuti oleh kenaikan harga pada periode selanjutnya. Untuk menjelaskan fenomena pembalikan harga, maka penelitian ini merujuk pada hipotesis reaksi berlebih (Overreaction Hypotesis). Hipotesis reaksi berlebih menyatakan bahwa pada dasamya investor lebih bereaksi secara berlebihan terhadap infonnasi. Dalam hal ini pelaku pasar, cenderung menetapkan harga terlalll tinggi sebagai reaksi terhadap infonnasi yang dinilai positif. sebaliknya pelaku pasar akan menetapkan harga terlalu rendall sebagai reaksi terhadap infonnasi yang dinilai negatif. Kemudian fenomena ini berbalik ketika pelaku pasr menyadari telall bereaksi berlebihan. Pembalikan ini ditunjukkan oleh turunnya harga (abnormal return yang negatif) setelall teIjadi kenaikan secara ekstrim dan naiknya harga (abnormal return yang positif) setelall terjadi penurunan secara ekstrim. Dengan demikian, permasalahan yang diajukan dalam penelitian JIll adalall: 1. Apakall terdapat return negatifyang signifikan setelall kejadian positif, 2. Apakall teIjadi return positifyang signifikan setelah kejadian negatif, dan 3. Apakall terdapat perbedaan yang signifikan antara return negatif dengan return positif. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalall untuk mengetallui adanya return negatif setelah kejadian positif, adanya return positif setelall kejadian negatif, serta ingin mengetallui perbedaan yang signifikan antara return negatif dengan return positif. Sallam-sallam yang menjadi sampel penelitian ini, adalall sallam-sallam yang relatif aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta selama periode pengamatan 2001 sampai dengan 2002. Karena peri ode penelitian pendek (dua tallun), maka interval waktu yang digunakan adalah harian untuk mendapatkan jumlall observasi yang lebih banyak. Dalam mengestimasi return digunakan Mean-Adjusted Model. Sedangkan indeks pasamya digunakan lndeks harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menghitungnya. Sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 24 saham. Setelah melakukan pengumpulan data, saham-sallam sam pel penelitian tersebut dianalisis dcngan langkall-Iangkall sebagai berikut:I. Menghitung return pasar dan mengelompokkannya berdasarkan k~iadiannya. 2. Menghitung return saham pada saat kejadian negatif dan pada saat k~iadian posltif. 3. Menghitung return saham selama 60 hari setelah kejadian negatif ekstrim dan setelah kejadian positif ekstrim. 4. Menghitung tingkat retum yang diharapkan dengan menggunakan Model Mean Ac!justeJ Return. 5. Menghitung Ahnormal Return (AR) dan Cumulative Ahnormal Return (CAR). 6. Pengujian nonnalitas data A hnormal Retllrn (AR) dan Cumulative Ahnormal Return (CAR) dcngan menggunakan Kolmogorov Smirnov. 7. Pengujian Hipotesis. Berdasarkan hasil diatas, peneliti dapat menyimpllikan bahwa: 1. Terdapat return negatifyang signifikan setelah kejadian positif 2. Terdapat return positifyang signifikan setelah kejadian negatif 3. Terdapat perbedan yang signifikan antara return negatif dengan retum positif Selanjlltnya peneliti dapat memberikan saran atas hasil pembahasan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam ruang lingkup pembalikan harga, dianjurkan dalam menentukan periode pengamatan tidak hanya menggunakan 60 hari sesudah terjadinya perubahan yang ekstrim tetapi bisa juga menggunakan 70 sampai 10 han sebelum teIjadinya perubahan yang ekstrim. Adapun penentuan penggunaan periode pengamatan tersebut, didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1990) seperti yang dikutp dalam Iramani dan Farida Umaiyanti (2002). 2. Bagi peneliti selanjutnya, untuk mengamati fenomena pembalikan harga (price reversals) selain menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan dapat pula menggunakan sampel lain yakni lndeks LQ-45. Dengan pertimbangan bahwa saham-saham yang masuk dalam LQ-45 mempunyai likuiditas yang tinggi dan aktif diperdagangkan, sehingga memiliki kemungkinan menghasilkan suatu kesimpulan yang lain. 3. Bagi investor, dalam kondisi bagaimanaptm investor seharusnya dapat bertindak secara rasional. Investor sebaiknya tidak over reaksi terhadap setiap infonnasi yang diterimanya. Jika investor menetapkan harga terlalu tinggi sebagai reaksi yang dinilai positif maka akan teIjadi pembalikan harga yang ditunjukkan oleh turunnya harga dengan adanya abnonnal retum negatif. Sebaliknya jika investor menetapkan harga yang terlalu rendah sebagai reaksi yang dinilai negatif maka akan teljadi pembalikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya harga dengan adanya abnormal return positif.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 300 Social Sciences > 330 Economics > Financial Economics > Stock Exchange
Divisions: Faculty of Economics and Business > Department of Management
Depositing User: Mr Lucius Oentoeng
Date Deposited: 04 May 2016 04:04
Last Modified: 04 May 2016 04:04
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/9037

Actions (login required)

View Item View Item