OCEANARIUM LAUT KARIMUNJAWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK DAN SUSTAINABLE ENERGY

Adiguna, Dominikus Hermawan (2019) OCEANARIUM LAUT KARIMUNJAWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK DAN SUSTAINABLE ENERGY. Other thesis, UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA.

[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_BAB 1.pdf

Download (521kB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_BAB 3.pdf

Download (1MB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_BAB 4.pdf

Download (1MB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_BAB 5.pdf

Download (849kB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_DAPUS.pdf

Download (609kB)
[img] Text
15.A1.0017 DOMINIKUS HERMAWAN ADIGUNA_LAMPIRAN.pdf

Download (5MB)

Abstract

Indonesia terdiri dari 75% lautan yang memiliki banyak kekayaan alam yang luar biasa namun hanya sedikit saja yang telah diketahui dan terekspose. Di Karimunjawa sendiri terdapat 242 jenis ikan hias, 133 genera fauna akuatik, elang laut, penyu sisik, dan penyu hijau sayangnya banyak orang yang belum teredukasi mengenai pengetahuan tersebut. Selain itu kekayaan alam laut Karimunjawa juga terancam oleh banyaknya kasus yang menyebabkan 22-59,7% matinya terumbu karang pada beberapa lokasi yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan terhadap kasus pencurian terumbu karang dan fenomena pemutihan karang membuat area ekosistem terumbu karang terancam.Kawasan Karimunjawa telah memiliki berbagai tempat wisata massa seperti pantai, penangkaran hiu, permainan air namun dianggap belum cukup oleh para wisatawan lokal dan mancanegara. Para wisatawan memiliki minat lebih pada aktivitas menyelam untuk menikmati keindahan alam taman bawah laut Karimunjawa. Namun, cara tersebut dianggap kurang efektif dikarenakan para wisatawan harus memiliki syarat-syarat khusus seperti memiliki sertifikasi menyelam. Oleh karena itu kawasan Karimunjawa membutuhkan tempat untuk mewadahi para wisatawan yang ingin mendapatkan wahana rekreasi edukasi mengenai laut Karimunjawa. Hal ini dikarenakan banyaknya minat untuk menyelam disekitar kawasan laut Karimunjawa, merasakan keindahan terumbu karang dan juga melihat ekosistem lokal laut Karimunjawa. Tempat oceanarium ini akan membagikan suasana keindahan taman laut dan ekosistem sekitar secara massal dan dengan biaya yang lebih terjangkau untuk umum. Kawasan Karimunjawa juga memerlukan tempat yang berguna untuk penelitian, penjagaan dan juga budi daya terumbu karang. Fungsi ini sangat diperlukan sebagai tempat pengawasan dan rehabilitasi kerusakan terumbu karang pada ekosistem laut Karimunjawa. Sehingga segala ancaman yang membahayakan terumbu karang dapat langsung ditangani dan juga kesehatan terumbu karang dapat terpantau. Kawasan Karimunjawa berada pada area konservasi terumbu karang yang masih terjaga. Area tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi spot observasi bawah laut agar keindahan terumbu karang dapat dinikmati oleh para wisatawan melalui wahana oceanarium. Wahana ini juga akan membantu para ilmuan dalam melakukan pengawasan dan pengamatan kondisi terumbu karang dan ekosistem laut sekitar. Dalam melakukan proses perancangan desain terdapat tiga permasalahan yaitu cara menciptakan suasana laut pada ruang oceanarium, cara meminimalisir kerusakan terumbu karang yang dikarenakan pembangunan oceanarium, dan cara mencukupi kebutuhan air bersih dan juga listrik pada bangunan ditengah laut. Teknik untuk menciptakan suasana laut dapat dilakukan dengan permainan pencahayaan dan juga penataan pajangan aquarium. Sedangkan untuk meminimalisir kerusakan terumbu karang, bangunan oceanarium menerapkan struktur apung agar tidak memerlukan pondasi yang dapat merusak karang. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih dan listrik digunakan teknologi reverse osmosis dan juga pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Seluruh penyelesaian masalah tersebut diterapkan dalam konsep desain bangunan oceanarium. Bangunan akan memiliki desain menyerupai kapal agar dapat mengapung. Fasad bangunan diterapkan pelampung dari teknologi pembangkit listrik sehingga dapat bergerak mengikuti gelombang laut. Ruang pameran akan diletakan pada bawah permukaan laut dan juga menggunakan pencahayaan biru gelap untuk menciptakan gradasi warna suasana laut.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 720 Architecture > Architectural Structure
Divisions: Faculty of Architecture and Design > Department of Architecture
Depositing User: Ms Agustin Hesti Pertiwi
Date Deposited: 23 Jun 2020 04:56
Last Modified: 23 Sep 2020 03:51
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/21297

Actions (login required)

View Item View Item