ANALISIS TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DI PROVINSI DKI JAKARTA

BAGUS S, BENEDICTUS AGUNG (2017) ANALISIS TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DI PROVINSI DKI JAKARTA. Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

[img]
Preview
Text (COVER)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S BAB I.pdf

Download (340kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (557kB)
[img]
Preview
Text (BAB III)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S BAB III.pdf

Download (266kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB IV)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S BAB IV.pdf

Download (674kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S BAB V.pdf

Download (128kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (246kB) | Preview
[img]
Preview
Text (LAMPIRAN)
12.60.0136 Benedictus Agung Bagus S LAMPIRAN.pdf

Download (379kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di dalam kasus korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada Tahun Angaran 2014. Dimulai dari proses perencanaan penganggaran, proses penganggaran, proses perencanaan pengadaan, proses lelang, sampai dengan proses pelaksanaannya. Kasus ini bermula dari proses penyusunan anggaran yang sejak awal sudah bermasalah karena pengadaan UPS tersebut tidak berdasarkan dari kebutuhan sekolah dan juga tidak pernah direncanakan sebelumnya, tetapi karena ada usulan dari pihak pebisnis dengan strategi menitipkan proyek supaya pengadaan UPS bisa berjalan dan dimenangkan oleh pihak pebisnis tersebut. Masalah kecurangan (Fraud) muncul setelah adanya penyalahgunaan wewenang atau jabatan terkait dengan perannya untuk memuluskan kepentingan pribadinya, dengan adanya kerjasama dari 3 pihak penting yaitu pihak eksekutif, pihak legislatif dan pihak pebisnis akhirnya pengadaan UPS yang seharusnya tidak ada di dalam APBD Tahun Anggaran 2014 menjadi masuk dan bisa berjalan. Akibat dari adanya kerjasama dan dengan memanfaatkan kedekatan antara Alex Usman selaku pihak eksekutif dengan Harry Lo selaku Pihak pebisnis akhirnya proyek UPS tersebut dibuat menjadi kebutuhan sekolah. Selain itu di dalam proses lelang juga sudah ada pengaturan sebelumnya di bawah kendali Harry Lo selaku Direktur Utama PT Offistarindo Adhiprima dengan panitia lelang yang dilakukan dengan berbagai modus kecurangan. Pengadaan UPS tersebut telah menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar Rp. 160 miliar karena untuk harga paket UPS tersebut terlalu mahal dan paket UPS dengan spesifikasi tersebut tidak sesuai dengan harganya.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 300 Social Sciences > 330 Economics
Divisions: Faculty of Economics and Business > Department of Accounting
Depositing User: Mrs Christiana Sundari
Date Deposited: 26 Sep 2017 00:58
Last Modified: 02 Sep 2021 04:10
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/14715

Actions (login required)

View Item View Item