REFLEKSI PRAKTIK BATIK WARNA ALAM DI INDUSTRI BATIK BERBASIS “PUTTING-OUT SYSTEM” DARI PERSPEKTIF PRODUKSI BERSIH (Studi Kasus Klaster Batik Klaten)

LEVI, PURWANTI ASIH ANNA (2022) REFLEKSI PRAKTIK BATIK WARNA ALAM DI INDUSTRI BATIK BERBASIS “PUTTING-OUT SYSTEM” DARI PERSPEKTIF PRODUKSI BERSIH (Studi Kasus Klaster Batik Klaten). Masters thesis, Unika Soegijapranata Semarang.

[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-COVER_a.pdf

Download (463kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-BAB I_a.pdf

Download (329kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (308kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-BAB III_a.pdf

Download (314kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-BAB IV_a.pdf

Download (1MB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-BAB V_a.pdf

Download (649kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-BAB VI_a.pdf

Download (147kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-DAPUS_a.pdf

Download (225kB)
[img] Text
18.O1.0010-Purwanti Asih Anna Levi-LAMP_a.pdf

Download (170kB)

Abstract

Pertumbuhan produksi batik berdampak pada masalah kerusakan lingkungan akibat pencemaran. Kementerian Lingkungan Hidup menegaskan bahwa UMKM batik menjadi salah satu kontributor bagi pencemaran sungai terburuk di Indonesia. Pada awalnya, pemerintah hanya memberi sedikit perhatian terhadap masalah ini karena produksi batik hanya merupakan usaha berskala mikro-kecil. Mengingat intensitas polusi meningkat pemerintah berupaya mengatasi masalah ini dengan membangun IPAL komunal. Namun demikian, volume air limbah tetap kelebihan beban, sehingga beberapa industri batik selalu membuang air limbah ke sungai. Selain itu setiap tahun, industri batik menghasilkan emisi CO2 tertinggi dibandingkan dengan UKM lainnya, akibat penggunaan BBM yang tertinggi, air dan listrik yang berlebihan. Banyak pekerja batik juga tidak memiliki peralatan yang memadai saat menangani zat berbahaya. Air limbah karsinogenik yang berasal dari penggunaan lilin dan zat pewarna sintetis dan pemutih sering dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Praktik ini memperburuk masalah pencemaran sungai yang merugikan kesehatan dan mata pencaharian ribuan penduduk setempat. Masalah serius ini diperparah oleh proses produksi batik yang dipindahkan dari pabrik ke rumah pekerja batik rumahan dalam mode produksi “putting-out” system. Limbah produksi berdampak negatif pada anggota keluarga, terutama perempuan dan anak-anak, serta lingkungan rumah. Permasalahan tersebut mengakibatkan citra negatif pada batik akibat pola produksinya tidak ramah lingkungan. Salah satu solusi untuk permasalahan lingkungan tersebut adalah penerapan produksi bersih di industri batik. Produksi bersih adalah strategi pencegahan dampak lingkungan terpadu yang diterapkan terus menerus untuk proses, produk, dan layanan untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi risiko terhadap masyarakat dan lingkungan. Salah satu komunitas batik di klaster batik Klaten telah memproduksi batik warna alam. Namun demikian belum pernah ada penelitian yang mengeksplorasi praktik batik warna alam dari perspektif produksi bersih. Praktik batik warna alam perlu diteliti dengan perspektif produksi bersih untuk mengetahui apakah praktik tersebut telah menerapkan prinsip produksi bersih secara keseluruhan dalam semua rantai produksinya. Tujuan penelitian adalah untuk: 1) mendeskripsikan praktik batik warna alam yang dipraktikkan pembatik dan 2) mendeskripsikan refleksi dari praktik batik warna alam dari perspektif pembatik, dan 3) mendeskripsikan refleksi peneliti terhadap praktik batik warna alam dari perspektif produksi bersih. Signifikansi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk mengembangkan pola produksi batik ramah lingkungan dari perspektif produksi bersih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dalam rangka menggambarkan usaha produksi batik ramah lingkungan yang diterapkan oleh klaster batik Klaten. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa produsen batik tulis warna alam di klister batik Klaten sudah menerapkan sebagian prinsip-prinsip produksi bersih dalam praktik input bahan, proses produksi dan pengelolaan limbah namun belum optimal, terutama belum ada pengelolaan air limbah batik, di mana air limbah langsung dibuang ke selokan yang mengalir ke sawah tanpa diolah terlebih dahulu karena adanya anggapan dari subyek penelitian bahwa air limbah batik warna alam bersifat ramah lingkungan, sehingga meskipun tidak diolah air limbah batik warna alam tidak akan berpengaruh negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Berdasarkan hasil penelitian peneliti merekomendasi beberapa hal bagi pembatik, antara lain: a) mencoba menggunakan jenis kain alternatif lain, misalnya sutera untuk meningkatkan nilai ekonomi batik warna alam; b) membuat tempat penyimpanan khusus untuk menyimpan kain agar dapat disimpan dengan baik; c) berusaha menanam berbagai jenis pohon untuk menjamin keberlanjutan tanaman pewarna alami karena tanaman pewarna alami tidak tersedia di daerah setempat dan harus dibeli dari kota lain. Jika mereka menanam pewarna alami sendiri, mereka dapat meningkatkan nilai ekonomi sumber daya alam setempat.; d) menggunakan kompor listrik untuk memanaskan lilin dan kompor gas untuk merebus air untuk menghilangkan lilin (nglorod) aktivitas untuk mengurangi penggunaan energi tak terbarukan dan emisi CO2; dan e) mengolah air limbah batik dengan teknologi sederhana. Kata kunci: batik tulis, batik warna alam, “putting-out” system, produksi bersih, batik ramah lingkungan

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 740 Drawing and decorative arts
Divisions: Graduate Program in Environment and Urban Studies
Depositing User: Ms Cristina Mayasari
Date Deposited: 24 Jan 2023 07:22
Last Modified: 03 Feb 2023 06:58
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/30675

Actions (login required)

View Item View Item