GERAKAN MENANAM AIR DAN UDARA SEGAR” SEBAGAI WUJUD PERTOBATAN EKOLOGIS DALAM RANGKA MENCEGAH BENCANA KEKERINGAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Praswida, Dewi Kartika Maharani (2021) GERAKAN MENANAM AIR DAN UDARA SEGAR” SEBAGAI WUJUD PERTOBATAN EKOLOGIS DALAM RANGKA MENCEGAH BENCANA KEKERINGAN DI KABUPATEN WONOGIRI. Masters thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.

[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-COVER_a.pdf

Download (1MB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-BAB I_a.pdf

Download (646kB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (495kB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-BAB III_a.pdf

Download (882kB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-BAB IV_a.pdf

Download (546kB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-BAB V_a.pdf

Download (408kB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-DAPUS_a.pdf

Download (423kB)
[img] Text
18.O1.0005-Dewi Kartika Maharani Praswida-LAMP_a.pdf

Download (1MB)

Abstract

Permasalahan lingkungan telah menjadi permasalahan kompleks yang tak kunjung menemui ujungnya. Berbagai upaya telah dilakukan guna menghadapi hal tersebut namun nyatanya kerusakan lingkungan masih terus terjadi. Kompleksnya permasalahan lingkungan hari ini tidak berhenti pada perkara rusak secara fisik saja namun juga telah mengarah kepada permasalahan moral manusia yang kemudian diperlukan etika lingkungan untuk turut serta mengatasinya. Beragam jenis etika lingkungan dan yang paling terbaru lahir dari kalangan Gereja Katolik Roma pada tahun 2015 yaitu Ensiklik Laudato Si’ dengan ajakan populernya adalah tentang Pertobatan Ekologis. Pertobatan Ekologis adalah upaya perubahan sikap untuk memperlakukan lingkungan dengan tetap menyadari bahwa manusia bukanlah penguasa bumi sehingga hak-hak sesama ciptaan harus tetap diberikan, manusia boleh memanfaatkan sumberdaya alam namun tidak boleh mengeksploitasi yang berujung merusaknya. Salah satu kerusakan lingkungan yang dibahas dalam Ensiklik Laudato Si’ adalah bencana kekeringan dimana hal tersebut menjadi fenomena tahunan di Wilayah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang oleh Paroki Santo Yusup Baturetno digunakan semangat pertobatan ekologis yang kemudian diwujudkan dengan kegiatan menanam pohon beringin yang diberi nama “Menanam Air dan Udara Segar” karena kemampuan akar pohon beringin dalam menyimpan banyak cadangan air serta rimbunnya dedaunannya yang dapat menghasilkan udara sejuk untuk mencegah terjadinya bencana kekeringan tersebut. Penelitian ini akan menganalisis Bagaimana “gerakan menanam air dan udara segar” di Paroki Santo Yusuf Baturetno, Kabupaten Wonogiri dapat dianggap sebagai wujud dari pertobatan ekologis di Laudato Si’ dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terhadap 15 narasumber di Kecamatan Nguntoronadi, Tirtomoyo dan Baturetno selama bulan September – Oktober tahun 2020 yang kemudian data-data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif analitis. Berdasarkan hasil penelitian dapat dituliskan bahwa: 1). Pertobatan ekologis adalah upaya menjaga karya-karya Allah khususnya dalam hal ini adalah alam semesta yang perwujudannya dimulai dari menumbuhkan kesadaran pada diri masing-masing individu namun implementasinya dapat lebih maksimal apabila dilaksanakan secara komunal; 2). Kegiatan Menanam Air dan Udara Segar memang telah dimulai lima tahun sebelum lahirnya ensiklik laudato si’ akan tetapi semangat pertobatan ekologis yaitu semangat menjaga karya Allah telah menjadi landasan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut; 3). Sebelum lahirnya Ensiklik Laudato Si’, Kegiatan Menanam Air dan Udara Segar semata masih banyak terfokus pada penanaman dan pengelolaan namun setelah lahirnya Ensiklik Laudato Si’, kegiatan tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi percontohan untuk wilayah-wilayah yang lain; 4). Kegiatan yang melibatkan masyarakat non-Katholik ini meskipun sempat disalahpahami oleh sebagian kecil masyarakat tetapi pada akhirnya justeru didukung oleh masyarakat sekitar karena kegiatan ini memang benar-benar bertujuan untuk melestarikan lingkungan yaitu mencegah bencana kekeringan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “Kegiatan Menanam Air dan Udara Segar” pada mulanya memang tidak menggunakan Ensiklik Laudato Si’ sebagai acuan namun viii semangat pertobatan ekologis yakni semangat menjaga karya Allah telah diimplementasikan dalam kegiatan tersebut.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 300 Social Sciences > 360 Social problems and social services > Ecology
Divisions: Graduate Program in Environment and Urban Studies
Depositing User: mr AM. Pudja Adjie Sudoso
Date Deposited: 15 Oct 2021 07:05
Last Modified: 15 Oct 2021 07:05
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/27141

Actions (login required)

View Item View Item