REVIEW: BERAS ANALOG RENDAH KARBOHIDRAT DAN TINGGI SERAT SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN UNTUK PENEKAN PREVALENSI OBESITAS DAN DIABETES MELITUS TIPE 2

MURA, SIANA (2021) REVIEW: BERAS ANALOG RENDAH KARBOHIDRAT DAN TINGGI SERAT SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN UNTUK PENEKAN PREVALENSI OBESITAS DAN DIABETES MELITUS TIPE 2. Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.

[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-COVER_a.pdf

Download (1MB)
[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-BAB I_a.pdf

Download (263kB)
[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (186kB)
[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-BAB III_a.pdf

Download (359kB)
[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-BAB IV_a.pdf

Download (112kB)
[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-DAPUS_a.pdf

Download (299kB)
[img] Text
17.I1.0033-SIANA MURA-LAMP_a.pdf

Download (156kB)

Abstract

Perkembangan teknologi beras analog telah banyak berkembang. Formula beras analog dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan sehingga dapat dijadikan sebagai cadangan pangan untuk menekan prevalensi obesitas dan diabetes melitus tipe 2 yang harus segera ditangani. Selain itu, mengkonsumsi beras analog secara tidak langsung telah mengkonsumsi beraneka jenis pangan lokal sehingga sumber gizinya tidak berasal dari satu jenis pangan saja dan memungkinkan untuk dijadikan sebagai alternatif pangan pengganti beras. Review ini bertujuan untuk memetakan beras analog berbeda bahan yang rendah karbohidrat dan tinggi serat terhadap keefektifan dalam penekanan prevalensi obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Metodologi review ini terdiri dari empat tahap, yaitu analisa kesenjangan, pengumpulan pustaka, penyaringan pustaka, serta analisis dan tabulasi data. Hasil dari review ini didapatkan bahwa beras analog rendah karbohidrat dan tinggi serat pangan dapat membantu menekan prevalensi obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Kadar karbohidrat beras analog dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keragaman, pemilihan, dan ratio bahan baku, serta proses ektrusi. Faktor yang mempengaruhi kadar serat pangan yaitu keragaman, pemilihan dan rasio bahan baku yang digunakan, pemanasan saat ektrusi beras analog, serta retrogradasi pati. Bahan baku yang beragam menghasilkan kandungan gizi yang berbeda-beda pada beras analog. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku diperlukan untuk menghasilkan beras analog dengan kandungan gizi sesuai yang diinginkan. Pemanasan saat proses ekstrusi mengubah struktur pati dan serat. Retrogradasi pati berkontribusi terbentuknya pati resisten yang dapat diukur sebagai serat pangan tidak larut. Asupan karbohidrat rendah (< 244 g/hari) dapat menurunkan jumlah glukosa yang masuk kedalam peredaran darah serta mencegah pembentukan trigliserida berlebihan yang dapat meningkatkan indeks massa tubuh sebagai indikator terjadinya obesitas. Asupan serat yang tinggi dalam jumlah yang cukup (22-37 g/hari) dapat memperlambat pengosongan lambung, penyerapan zat gizi, mengurangi asam lemak bebas dalam darah yang dapat mengganggu kerja insulin, dan menurunkan indeks glikemik pada makanan. Indeks glikemik merupakan informasi kecepatan karbohidrat diubah menjadi gula darah. Pangan dengan nilai indeks glikemik yang rendah baik dikonsumsi untuk penderita obesitas dan diabetes melitus tipe 2 karena karbohidrat dicerna dengan lambat sehingga konsumsi makanan berlebihan dapat dicegah dan pelepasan glukosa dalam peredaran darah lambat. Serat pangan hanya salah satu faktor yang mempengaruhi indeks glikemik. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi indeks glikemik yaitu kandungan amilosa dan amilopektin, daya cerna pati, kadar lemak dan protein, serta cara pengolahan seperti pemanasan. Hasil dari pemetakan beras analog didapatkan beras analog (3, 9, dan 14) yang paling efektif untuk menekan prevalensi obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Beras analog (3, 9, dan 14) terpilih sebagai beras analog efektif karena memenuhi kriteria sebagai beras analog dengan asupan karbohidrat rendah (< 244 g/hari) tetapi tidak kurang dari 130 g/hari dan kadar serat pangan termasuk kategori tinggi serat pangan (> 6%) tetapi tidak melebihi atau kurang dari rekomendasi asupan serat (22-37 g/hari). Selain itu, beras analog memiliki indeks glikemik yang rendah (IG < 55) sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pangan untuk seseorang yang menderita obesitas dan diabetes melitus tipe 2.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology
Divisions: Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology
Depositing User: mr AM. Pudja Adjie Sudoso
Date Deposited: 11 Oct 2021 05:39
Last Modified: 11 Oct 2021 05:39
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/27045

Actions (login required)

View Item View Item