DETERMINASI PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK GORENG “B” PASCA PEMANASAN BERULANG MENGGUNAKAN UV-VIS DAN DIKONFIRMASI DENGANFOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR) SPECTROSCOPY

YUWITA, REFINA (2020) DETERMINASI PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK GORENG “B” PASCA PEMANASAN BERULANG MENGGUNAKAN UV-VIS DAN DIKONFIRMASI DENGANFOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR) SPECTROSCOPY. Other thesis, UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG.

[img]
Preview
Text (COVER)
16.I1.0036_REFINA YUWITA COVER.pdf

Download (442kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
16.I1.0036_REFINA YUWITA BAB 1.pdf

Download (178kB) | Preview
[img] Text (BAB 2)
16.I1.0036_REFINA YUWITA BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (184kB)
[img]
Preview
Text (BAB 3)
16.I1.0036_REFINA YUWITA BAB 3.pdf

Download (310kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 4)
16.I1.0036_REFINA YUWITA BAB 4.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 5)
16.I1.0036_REFINA YUWITA BAB 5.pdf

Download (137kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
16.I1.0036_REFINA YUWITA DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (217kB) | Preview
[img]
Preview
Text (LAMPIRAN)
16.I1.0036_REFINA YUWITA LAMPIRAN.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Minyak goreng merupakan media penggorengan yang sering digunakan masyarakat Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2020, konsumsi minyak goreng kelapa sawit akan meningkat 2,69%. Minyak goreng nabati mengandung asam lemak essensial yang baik untuk tubuh seperti asam lemak linoleat yang mampu mencegah penyempitan pembuluh darah karena penumpukan kolestrol. Makanan yang digoreng lebih digemari masyarakat Indonesia karena memiliki tekstur krispi, warna coklat keemasan, dan memiliki flavor yang khas. Untuk menekan biaya sehari-hari banyak masyarakat yang menggunakan minyak goreng berulang kali. Minyak goreng yang digunakan pada suhu tinggi secara berulang dapat membuat kualitas minyak menjadi rusak dan dapat berbahaya untuk tubuh. Setelah penggorengan dengan suhu tinggi dan dilakukan berulag kali akan terjadi adanya proses oksidasi (adanya oksigen) dan proses hidrolisis (adanya air). Tujuan penelitian ini untuk menentukan bilangan peroksida, asam lemak bebas, serta menganalis karakterisasi minyak goreng “B” menggunakan FTIR. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memanaskan minyak goreng secara berulang mulai pemanasan ke 0 samapi 5 pada suhu 175 o-180oC, kemudian dianalisa dengan metode titrasi asam basa, UV-Vis dan dikonfirmasi dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopy. Menurut SNI 01-3741-2012 kandungan maksimal bilangan peroksida pada minyak goreng adalah 10 meq O2 /kg. Bilangan peroksida pada minyak goreng B mengalami peningkatan seiring pemanasan berulang yaitu 0,861; 1,194; 1,372; 1,543; 1,985; 2,208. Bilangan peroksida pada minyak goreng “B” masih berada dibawah batas SNI. Berdasarkan SNI 01-3741-2012 kadar asam lemak bebas maksimal pada minyak goreng adalah 0,30%. Asam lemak bebas pada minyak goreng B secara berturut-turut mengalami peningkatan seiring pemanasan berulang yaitu 0,162; 0,170; 0,197; 0,210; 0,237; 0,255. Hasil analisa karakterisasi minyak goreng “B”, pada bilangan gelombang (3471,8 cm-1 ) terdapat adanya vibrasi O-H alkohol yang menunjukan adanya hidroperoksida O-H akibat adanya reaksi oksidasi. Pada bilangan gelombang 1747 cm -1 pada pemanasan ke 4 mengalami penurunan puncak transmintasi akibat trigliserida dalam minyak berkurang dan telah berubah menjadi -C=O asam lemak bebas hasil proses hidrolisis

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology
Divisions: Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology - Project Report
Depositing User: mr Dwi Purnomo
Date Deposited: 20 May 2021 01:48
Last Modified: 20 May 2021 01:48
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/25037

Actions (login required)

View Item View Item