Yudiati, Erna Agustina and SUSETYO, DP. BUDI KONSEP ‘SELF’ PADA PELAKU NON-SUICIDAL SELF-INJURY (TINJAUAN SELF DALAM BUDAYA JAWA). Project Report. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. (Unpublished)
|
Text
Laporan Penelitian_Self-Injury.pdf Download (661kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilakukan pada pelaku self-injury atau self-harm, dimana pelaku merupakan remaja atau dewasa awal. Hal ini dikarenakan pelaku self-injury dari beberapa penelitian kebanyakan dilakukan oleh remaja atau orang dewasa. Penghalang utama bagi individu untuk melakukan tindakan NSSI adalah pandangan yang positif terhadap diri, yang disebut sebagai konsep diri. Konsep diri ini diawali dengan pembentukan dan pemahaman terhadap ‘self’ itu sendiri. Konsep self atau diri sebagai pribadi maupun diri di lingkungan, sebagai bagian dari lingkungan sosialnya. Pembetukan ‘self’ itu tidak terlepas dari pengaruh budaya, dan self merupakan salah satu komponen pembentuk identitas sosial. Penelitian ini akan mengeksplorasi konsep ‘self’ dikaitkan dengan budaya Jawa pada pelaku NSSI. Subjek penelitian ini adalah remaja atau orang dewasa awal yang merupakan pelaku self-injury, dan bersedia menjadi subjek penelitian. Subjek didapatkan dari klien-klien konsultasi yang datang ke Pusat Psikologi Terapan Soegijapranata di Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif, model Miles dan Huberrman, yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam subjek pelaku self-injury memiliki pandangan terhadap diri yang negative, seperti menganggap dirinya memiliki banyak kekurangan, dan tidak berguna, tidak mampu menghadapi masalah, menganggap dirinya tidak menarik, tidak beruntung, tidak disukai dan tidak disayangi oleh keluarga atau teman. Pandangan yang negative terhadap dirinya ini menjadikan pelaku self-injury memiliki konsep diri yang negative dan akan disertai dengan emosi yang negative juga. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yatman (2004), bahwa wong Jawa iku nggone rasa. Dalam budaya Jawa, pemahaham teoritis tentang self pada orang Jawa dirumuskan mengacu pada pandangan Baron dan Byrne, bahwa self terkait dengan etnisitasnya dalam hal ini etnis jawa disebut sebagai social self yang dibentuk dari hubungan interpersonal dan dari keanggotaannya pada kelompok etnisnya. Ketidakmampuan untuk menciptakan keselarasan sosial dan interpersonal dianggap sebagai kekurangan, bahkan penyimpangan dan digolongkan kedalam pribadi yang tidak sehat (pribadi yang mengalami gangguan mental). Kata kunci : Budaya Jawa, Self, Self-injury
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | 100 Philosophy and Psychology > 150 Psychology > Interpersonal Psychology 100 Philosophy and Psychology > 150 Psychology > 158 Applied psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology |
Depositing User: | Ms Erna Agustina |
Date Deposited: | 01 Sep 2023 22:19 |
Last Modified: | 01 Sep 2023 22:19 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/32593 |
Actions (login required)
View Item |