DEWI, SEPTIRA KUSUMA (2022) PANTI REHABILITASI SOSIAL PENDERITA GANGGUAN MENTAL DI KABUPATEN KEBUMEN. Other thesis, Unika Soegijapranata Semarang.
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_COVER_1.pdf Download (977kB) | Preview |
|
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_BAB I_1.pdf Download (197kB) | Preview |
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_BAB II_1.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_BAB III_1.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_BAB IV_1.pdf Download (128kB) | Preview |
|
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_BAB V_1.pdf Download (331kB) | Preview |
|
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_BAB VI_1.pdf Download (167kB) | Preview |
|
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_DAFPUS_1.pdf Download (254kB) | Preview |
|
|
Text
17.A1.0056-Septira Kusuma Dewi_LAMP_1.pdf Download (152kB) | Preview |
Abstract
Dengan seiringnya perkembangan zaman yang kian terus maju, isu masalah kesehatan mental merupakan menjadi salah satu isu yang kian terus diperbincangkan di kalangan masyarakat global. Pandemi covid-19 yang terjadi ikut turut serta ikut adil dalam mempengaruhi kesehatan mental masyarakat Indonesia. Kabupaten Kebumen memiliki jumlah kasus gangguan mental tertinggi di Jawa Tengah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain adalah faktor kemiskinan, minimnya informasi dan stigma negative terhadap isu kesehatan mental pada masyarakat. Berdasarkan data tersebut, gangguan mental perlu ditangani secara tepat dan serius. Fasilitas kesehatan mental yang sering ditemui kebanyakan masih secara medis yaitu Rumah Sakit Jiwa yang mempunyai stigma negatif karena mempunyai citra menyeramkan dan bangunan yang massif. Penderita gangguan mental membutuhkan fasilitas kesehatan mental yang lingkungannya mendukung dalam proses penyembuhan berupa rehabilitasi mental. Masih terbatasnya dan tidak seimbangnya rehabilitasi metal dengan jumlah kasus yang terdapat di Kabupaten Kebumen. Maka diperlukannya rehabilitasi mental yang memperhatikan lingkungan fisiknya yang berguna sebagai media penyembuhan yang dapat memaksimalkan dan mempercepat waktu pemulihan kesehatan pasien. Untuk mendukung hal tersebut, Panti Rehabilitasi Sosial Penderita Gangguan Mental menggunakan konsep Healing Environment, yang berguna sebagai media penyembuhan yang dapat memaksimalkan dan mempercepat waktu pemulihan mental penderita. Dalam proses penyembuhan faktor medis bukanlah yang utama, melainkan faktor lingkungan. Dalam buku Health and Human Behaviour, faktor lingkungan memiliki adil 40% dalam proses penyembuhan, faktor medis 10%, faktor genetis 20%, dan faktor lainnya 30%. Pada konsep tersebut terdapat 3 pendekatan yaitu hubungan antara alam, psikologi, dan indera (Kurniawati, 2008). Kata kunci: Penderita Gangguan Mental, Panti Rehabilitasi Sosial Penderita Gangguan Mental, Healing Enviroment
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 700 Arts and Recreation > 720 Architecture > 725 Public structures |
Divisions: | Faculty of Architecture and Design > Department of Architecture |
Depositing User: | Ms Dewi Soelistyowati |
Date Deposited: | 10 Oct 2022 06:07 |
Last Modified: | 10 Oct 2022 06:07 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/29724 |
Actions (login required)
View Item |