ARDIAN, - (2011) Perencanaan Perbaikan Kualitas Produk Shuttlecock Merk Supermen Dengan Metode Six Sigma Pada MIDO Shuttlecock Industry Tegal. Other thesis, Prodi Manajemen Unika Soegijapranata.
|
Text (COVER)
06.30.0087 Ardian COVER.pdf Download (69kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
06.30.0087 Ardian BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (49kB) |
||
Text (BAB II)
06.30.0087 Ardian BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (140kB) |
||
Text (BAB III)
06.30.0087 Ardian BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (60kB) |
||
Text (BAB IV)
06.30.0087 Ardian BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (772kB) |
||
Text (BAB V)
06.30.0087 Ardian BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (43kB) |
||
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
06.30.0087 Ardian DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (34kB) | Preview |
|
|
Text (LAMPIRAN)
06.30.0087 Ardian LAMPIRAN.pdf Download (459kB) | Preview |
Abstract
Mido Shuttlecock Industry merupakan perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur yang memproduksi shuttlecock di Kota Tegal. Persaingan di industri sejenis sangat berat oleh karena itu kualitas shuttlecock menjadi aspek yang sangat penting untuk dapat menembus nasional maupun internasional. Berdasarkan data produksi, produk cacat yang dihasilkan selama periode 3 bulan mencapai 6,28 %, hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Untuk itu dibutuhkan perencanaan perbaikan kualitas produk, yang dilakukan dengan metode six sigma yaitu melalui tahap define, measure , analyze, improve , dan control. Tahap define yaitu menentukan jenis kecacatan, baseline kinerja, dan menentukan tim. Tahap measure dihitung DPMO dan Tingkat Sigma yaitu sebesar 12.568 dan 3,74 sigma.Kemudian membuat peta kendali untuk melihat kestabilan proses-nya. Tahap analyze yaitu membuat pareto untuk melihat jumlah cacat yang paling tinggi lalu kemudian ditelusuri akar – akar penyebabnya menggunakan fishbone diagram. Karena sebagian besar prosesnya manual maka penyebab terbesar yaitu faktor manusia seperti ceroboh, tidak teliti,dll , selain itu ada faktor metode, lingkungan yang mempengaruhi. Permasalahan tersebut selanjutnya dilakukan perbaikan pada tahap impove dengan menggunakan 5W+2H. Tahap control dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu dengan pelaksanaan dan standarisasi serta menentukan target yang akan dicapai. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan Mido Shuttlecock Industry perlu untuk melakukan perbaikan kualitas untuk meminimalisir kerugian – kerugian akibat produk cacat. Pengukuran pencapaian target dapat dilakukan dengan cara menurunkan standar deviasi sehingga ada improvisasi / perbaikan proses yang semakin ketat.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 650 Management > 658 Management > Production Management |
Divisions: | Faculty of Economics and Business > Department of Management |
Depositing User: | Mrs Christiana Sundari |
Date Deposited: | 02 May 2016 06:33 |
Last Modified: | 02 May 2016 06:33 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/8754 |
Actions (login required)
View Item |