BRANDON, AURELIUS (2023) EFFORTS OF PRESERVING EARTH IN "WHAT A WONDERFUL WORLD" AND "EARTH": A FIGURATIVE LANGUAGE AND ECOCRITICISM ANALYSIS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA.
|
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - COVER_a.pdf Download (167kB) | Preview |
|
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - BAB I_a.pdf Restricted to Registered users only Download (84kB) |
||
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - BAB II_a.pdf Restricted to Registered users only Download (161kB) |
||
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - BAB III_a.pdf Restricted to Registered users only Download (74kB) |
||
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - BAB IV_a.pdf Restricted to Registered users only Download (353kB) |
||
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - BAB V_a.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB) |
||
|
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - DAPUS_a.pdf Download (200kB) | Preview |
|
Text
19.J1.0024 - AURELIUS BRANDON - LAMP_1.pdf Restricted to Registered users only Download (336kB) |
Abstract
ABSTRAK Lagu tidak hanya diciptakan untuk menghibur masyarakat tetapi juga untuk menyampaikan pesan tertentu seperti bagaimana menjaga kelestarian bumi. Dua lagu yang diyakini mampu menyampaikan pesan tersebut adalah “What a Wonderful World” (1967) yang ditulis oleh Bob Thiele dan dinyanyikan oleh Louis Armstrong, serta “Earth” (2019) yang ditulis dan dinyanyikan oleh Lil Dicky. Fokus pada lirik lagu sama halnya dengan fokus pada puisi, oleh karena itu dalam menganalisis kedua lirik lagu tersebut, perhatian dalam penelitian ini tidak hanya diberikan pada kata-kata yang menunjukkan dan mengandung konotasi kelestarian bumi tetapi juga pada jenis bahasa kiasan yang digunakan dalam lagu-lagu tersebut. Dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan analisis isi lagu, penelitian ini menemukan bahwa pertama, “What a Wonderful World” menggunakan simile, metafora, personifikasi, hiperbola, perumpamaan, dan oxymoron. Dari bahasa kiasan yang disebutkan, personifikasi paling banyak digunakan (33,33%). Demikian pula pada personifikasi “Bumi”, metafora, repetisi, onomatopoeia, hiperbola, dan ironi digunakan, dengan bahasa kiasan personifikasi yang paling banyak digunakan (44,68%). Alasan munculnya personifikasi lebih banyak dibandingkan bahasa kiasan lainnya adalah karena kecintaan manusia untuk memberikan sifat atau kemampuan manusia pada makhluk hidup non-manusia. Kedua, penelitian ini juga menemukan bahwa upaya pelestarian bumi adalah melalui cara para pencipta lagu menyampaikan pesan agar seluruh umat manusia mengambil tanggung jawab untuk 1) mencintai bumi dengan melindungi, 2) memajukan kehidupan hijau yang membuat dunia kita tetap hidup, dan 3) menghormati orang lain meskipun berbeda negara atau etnis akan membantu dunia menjadi tempat hidup yang lebih baik dan damai.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 100 Philosophy and Psychology 100 Philosophy and Psychology > 150 Psychology > Environmental Psychology 400 Language |
Divisions: | Faculty of Language and Art |
Depositing User: | Ms Dewi Soelistyowati |
Date Deposited: | 14 May 2024 06:05 |
Last Modified: | 14 May 2024 06:05 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/35434 |
Actions (login required)
View Item |