LUKITAVANI, RAMADANTI (2023) SURVEY PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA ANGKATAN 2017-2020 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG TERHADAP BAHAN BERBAHAYA PADA PRODUK PEMPEK. Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.
|
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-COVER_a.pdf Download (431kB) | Preview |
|
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-BAB I_a.pdf Restricted to Registered users only Download (199kB) |
||
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-BAB II_a.pdf Restricted to Registered users only Download (151kB) |
||
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-BAB III_a.pdf Restricted to Registered users only Download (555kB) |
||
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-BAB IV_a.pdf Restricted to Registered users only Download (224kB) |
||
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-BAB V_a.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) |
||
|
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-DAPUS_a.pdf Download (275kB) | Preview |
|
Text
17.I1.0116-RAMADANTI LUKITAVANI-LAMP_a.pdf Restricted to Registered users only Download (547kB) |
Abstract
Pempek merupakan produk olahan makanan berasal dari kota Palembang, Sumatra Selatan dengan ciri khas menggunakan bahan dasar ikan gabus atau ikan tengiri. Ikan adalah sumber tinggi protein hewani. Pempek menjadi makanan yang populer tidak hanya di kota Palembang namun di berbagai daerah karena memiliki cita rasa yang khas. Pempek akan semakin enak jika dimakan bersama kuah cuko yang terbuat dari rebusan air gula merah, cabai rawit dan cuka. Cara pembuatan pempek yaitu daging ikan yang sudah digiling kemudian dicampur dengan tepung tapioka atau tepung sagu, air, garam dan bumbu-bumbu lainnya, lalu diuleni setelah itu direbus. Namun pada dasarnya ikan jenis apa saja dapat digunakan menjadi bahan pembuatan pempek. Pempek yang sudah direbus memiliki kadar air mencapai 50-60% sehingga daya tahan simpannya relatif singkat. Penyalahgunaan bahan berbahaya khususnya boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan menjadi fokus penelitian penulis sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa aktif Universitas Katolik Soegijapranata angkatan 2017-2020 terhadap produk pempek yang mengandung boraks dan formalin. Penambahan bahan pengawet bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan, baik bersifat patogen maupun non-patogen, memperpanjang umur simpan, menghambat penurunan nilai gizi, warna, tekstur, dan flavor pada produk makanan. Boraks dan formalin adalah zat kimia berbahaya jika dikonsumsi dan dilarang untuk ditambahkan pada produk makanan. Dampak penyakit yang ditimbulkan yaitu dapat memicu kanker, iritasi, dan alergi. Studi penelitian ini menggunakan metode survei Purposed Sampling. Survei pendahuluan dilakukan oleh 40 responden mahasiswa dan kemudian dilanjutkan oleh 400 mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dengan menyebarkan melalui google form sebagai media untuk menampung semua jawaban dari responden. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok usia remaja yang mulai lepas dari orang tua dan mulai memikirkan kandungan makanan yang dikonsumsuinya. Hasil survei didapatkan 92,6% responden mengkonsumsi pempek hanya 1 kali dalam seminggu. Sebanyak 35,54% responden menyukai pempek kapal selam. Terdapat 98,4% responden memilih benar bahwa boraks dan formalin merupakan pengawet yang dilarang untuk produk makanan dan 99,5% responden memilih benar bahwa makanan yang mengandung boraks dan formalin memiliki dampak buruk pada kesehatan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > 664 Food technology |
Divisions: | Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology |
Depositing User: | mr AM. Pudja Adjie Sudoso |
Date Deposited: | 29 Sep 2023 02:40 |
Last Modified: | 29 Sep 2023 02:40 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/32934 |
Actions (login required)
View Item |