APORNATUR, BENO (2023) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Di Ambarawa. Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.
|
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-COVER_a.pdf Download (3MB) | Preview |
|
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-BAB I_a.pdf Restricted to Registered users only Download (247kB) |
||
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-BAB II_a.pdf Restricted to Registered users only Download (923kB) |
||
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-BAB III_a.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-BAB IV_a.pdf Restricted to Registered users only Download (127kB) |
||
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-BAB V_a.pdf Restricted to Registered users only Download (468kB) |
||
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-BAB VI_a.pdf Restricted to Registered users only Download (219kB) |
||
|
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-DAPUS_a.pdf Download (111kB) | Preview |
|
Text
17.A1.0097-Beno Apornatur-LAMP_a.pdf Restricted to Registered users only Download (112kB) |
Abstract
Indonesia sebagai negara hukum melindung dan mengatur kehidupan masyarakatnya sesuai dengan ketentuan hukum dan dasar perundang-undangan yang berlaku guna mewujudkan kedamaian, keamanan dan kesejah teraan dalam kehidupan bermasyarakat, segala tindakan kriminal kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat akan mendapatkan sanksi hukuman dan pidana, Lembaga Pemasyarakatan / LAPAS yang sering dikenal sebagai penjara, merupakan tempat pidana atau hukuman bagi mereka yang melakukan tindakan tersebut, dimana secara teknis pelaksanaan melakukan pembinaan, penampungan dan perawatan terhadap narapidana, namun tingginya Namun tingginya kasus kriminalitas yang semakin meningkat menyebabkan hampir seluruh rumah tahanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia telah melebihi kapasitas atau overcrowding, tercatat tingkat kepadatan atau overcrowding pada rumah tahanan lembaga pemasyarakatan diseluruh wilayah indonesia mencapai lebih dari 200% dari kapasitas yang dimiliki untuk 135.704 warga binaan (Ditjen PAS, 2021). Secara regional hukum Kabupaten Semarang menjadi salah satu wilayah yang memiliki lembaga pemasyarakatan dengan lingkup pelayanan dibawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah, tepatnya Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA di Ambarawa, secara fisik bangunan tersebut menempati bangunan konservasi yaitu Benteng Wilem I dan hingga saat ini kegiatan yang berada bangunan tersebut masih dioperasikan, Karena menggunakan bangunan peninggalan sejarah sistem yang terbentuk pada bangunan tersebut kurang mendukung dan humanis terhadap proses pembinaan yang berlangsung, sarana prasarana dan kapasitas yang terdapat pada bangunan belum memenuhi standar dan kebutuhan pelaksanaan Dengan melihat kondisi tersebut maka diperlukan perencanaan Lembaga Pemasyarakatan yang baru dengan pelaksanaan yang humanis dan manusiawi dengan perancangan ke lokasi yang lebih representatif terhadap permasalahan dan kebutuhan fungsi bangunan sehingga diperlukan pendekatan perancangan yang menekankan aspek perilaku yang humanis terhadap penghuni bangunan yaitu dengan pendekatan Arsitektur humanis serta perencanaan ruang yang sesuai dengan persyaratan pelaksanaan sistem lembaga pemasyarakatan
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 700 Arts and Recreation > 720 Architecture |
Divisions: | Faculty of Architecture and Design > Department of Architecture |
Depositing User: | mr AM. Pudja Adjie Sudoso |
Date Deposited: | 24 Mar 2023 02:55 |
Last Modified: | 01 Nov 2024 07:53 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/31103 |
Actions (login required)
View Item |