KAJIAN TENTANG EKSTRAKSI DAN PURIFIKASI PIGMEN LUTEIN PADA MIKROALGA HIJAU (CHLOROPHYCEAE)

PUNTHADEWA, EMANUEL DIONISIUS (2022) KAJIAN TENTANG EKSTRAKSI DAN PURIFIKASI PIGMEN LUTEIN PADA MIKROALGA HIJAU (CHLOROPHYCEAE). Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.

[img]
Preview
Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_COVER_a.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_BAB I_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (532kB)
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (286kB)
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_BAB III_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (347kB)
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_BAB IV_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (414kB)
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_BAB V_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (302kB)
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_BAB VI_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (112kB)
[img]
Preview
Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_DAPUS_a.pdf

Download (372kB) | Preview
[img] Text
17.I1.0147-EMANUEL DIONISIUS PUNTHADEWA_LAMP_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (240kB)

Abstract

Mikroalga merupakan tumbuhan air berukuran mikroskopis yang dapat hidup di seluruh perairan, serta memiliki berbagai potensi. Berdasarkan pigmentasinya mikroalga diklasifikasikan menjadi Chlorophyceae (mikroalga hijau) dengan dominan pigmen klorofil, rhodophyceae (mikroalga merah) kaya akan astaxanthin, cyanophyceae (mikroalga biru-hijau) dengan dominan pigmen fikosianin, dan pheophyceae (mikroalga coklat). Mikroalga hijau dapat menghasilkan pigmen lutein yang tergolong dalam kelompok karotenoid dan memiliki warna kuning. Sumber produksi lutein terbesar saat ini berasal dari bunga marigold namun produksinya sangat bergantung pada musim, iklim, luas area tanam dan biaya tenaga kerja yang tinggi. Sedangkan, mikroalga memiliki kelebihan dalam produksi mikroalga karena lebih murah, memiliki laju pertumbuhan 5-10 kali lebih tinggi, dapat dibudidayakan di air laut dan tidak membutuhkan lahan yang besar, dapat dipanen terus menerus karena tidak bergantung pada iklim dan cuaca. Produksi mikroalga setiap tahunnya sebesar 70-150 ton/hektar dimana 11,5-25 kali lebih tinggi dari produksi bunga marigold hanya sebesar 6 ton. Maka dari itu, mikroalga hijau memiliki potensi besar sebagai penghasil lutein. Metode yang digunakan dalam review jurnal ini meliputi pendefinisian kriteria kelayakan data, pendefinisian sumber data, pemilihan dan pengumpulan data, serta pengambilan data. Ditentukan 2 kriteria, pertama adalah data yang dipilih berasal dari jurnal penelitian yang sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris tanpa batasan tahun serta memiliki nilai kuartil (Q1 dan Q2), kemudian kriteria yang kedua jurnal penelitian harus berkaitan dengan mikroalga hijau, karotenoid, lutein, atau ekstraksi dan purifikasi lutein serta parameter-parameter yang mempengaruhi yield lutein khususnya pada mikroalga. Sumber literatur atau data yang digunakan pada artikel review ini diambil dari berbagai web ilmiah dan database online seperti Pubmed, Science Direct, serta Elsevier, dan MDPI. Hasil yang diperoleh metode pengeringan terbaik adalah freeze drying karena dapat menjaga lutein dari kerusakan akibat suhu tinggi. Berdasarkan yield lutein yang diperoleh dari data ekstraksi, spesies mikroalga dengan yield lutein tertinggi hingga terendah adalah Dunaliella salina (4,8±1,0 mg/g dw), Haematococcus pluvialis (4,03 mg/g dw), Chlorella Vulgaris (3.20 ± 0.06 mg/g dw), Chlorella salina (2,92 mg/g dw), Scenedesmus almeriensis (2,210 mg/g dw), Chlorococcum humicola (1,22±0,01 mg/g dw), Chlorella pyrenoidosa (117,75 mg/100g dw). Apabila data yield lutein metode ekstraksi SFE dan PLE dibandingkan dengan spesies mikroalga yang sama (Haematococcus pluvialis), metode ekstraksi SFE memperoleh yield (4,03 mg/g dw) sedangkan PLE hanya sebesar (1,1±0,1 mg/g dw) oleh karena itu metode terbaik untuk ekstraksi lutein adalah supercritical fluid extraction walaupun yield lutein tertinggi pada artikel review ini diperoleh dengan metode PLE pada spesies Dunaliella salina. Berdasarkan kemurnian lutein yang diperoleh dari data purifikasi, metode terbaik yang dapat digunakan adalah kombinasi metode HPCCC (high performance counter-current chromatography) dan GPC (gel permeation chromatography). Selain itu, parameter-parameter yang digunakan dalam ekstraksi memiliki tingkat signifikansi yang berbeda-beda pada tiap metodenya.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology
Divisions: Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology
Depositing User: mr AM. Pudja Adjie Sudoso
Date Deposited: 18 Mar 2022 06:25
Last Modified: 15 Nov 2024 02:00
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/28204

Actions (login required)

View Item View Item