Ivana, Kezia (2021) MIKROPLASTIK DALAM AIR MINUM. Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-COVER_a.pdf Download (613kB) | Preview |
|
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-BAB I_a.pdf Download (136kB) | Preview |
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-BAB II_a.pdf Restricted to Registered users only Download (303kB) |
||
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-BAB III_a.pdf Download (351kB) | Preview |
|
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-BAB IV_a.pdf Download (223kB) | Preview |
|
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-BAB V_a.pdf Download (181kB) | Preview |
|
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-DAPUS_a.pdf Download (302kB) | Preview |
|
|
Text
18.I1.0173-Kezia Ivana-LAMP_a.pdf Download (201kB) | Preview |
Abstract
Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran <5 mm. Partikel-partikel plastik berukuran renik ini dapat ditemukan dalam air minum. Kebutuhan air minum manusia terpenuhi melalui konsumsi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) dan air keran. AMDK dan air keran dapat berasal dari sumber air tanah ataupun sumber air permukaan (sungai, danau, waduk, dan sebagainya). Oleh karena air merupakan kebutuhan yang vital, keberadaan mikroplastik dalam air minum dapat menjadi salah satu jalur paparan kontaminan ini ke tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data kontaminasi mikroplastik dalam air minum, membahas proses masuknya mikroplastik selama produksi AMDK, dan menganalisis skenario paparan mikroplastik pada manusia berdasarkan tingkat konsumsi air minum. Bentuk mikroplastik yang paling banyak ditemukan dalam air minum ialah bentuk fragmen dan serat, sedangkan jenis polimer yang paling melimpah adalah polimer polyethylene (PE) dan polypropylene (PP). Air keran memiliki ukuran partikel mikroplastik yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan ukuran partikel mikroplastik dalam AMDK. Namun konsentrasi mikroplastik dalam AMDK cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi mikroplastik dalam air keran. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan air minum dari AMDK menimbulkan risiko paparan mikroplastik yang lebih tinggi dibandingkan dengan air keran. Masuknya partikel mikroplastik ke dalam air minum dapat berasal dari sumber air yang tercemar mikroplastik dan wadah pengemas air minum yang berbahan plastik. Selain itu, rangkaian proses produksi, penyimpanan, distribusi, hingga perlakuan saat konsumsi dapat memengaruhi keberadaan mikroplastik dalam air minum. Selama proses produksi, mikroplastik dapat masuk saat proses pembotolan dan pemberian tutup dilakukan karena dalam proses tersebut dapat terjadi abrasi dan pelepasan partikel mikroplastik. Selain itu, stress fisik seperti pengguncangan atau peremasan pada botol juga dapat melepaskan partikel mikroplastik ke dalam air minum. Namun pemberian perlakuan pada air mentah, seperti flokulasi, sedimentasi, filtrasi, aerasi dapat menurunkan jumlah mikroplastik dan menghilangkan mikroplastik yang berukuran >500 μm. Berdasarkan perbandingan kadar mikroplastik dalam air minum di berbagai wilayah dapat disimpulkan bahwa air minum di negara-negara Eropa berisiko mengandung partikel mikroplastik yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Beverage Technology |
Divisions: | Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology |
Depositing User: | mr AM. Pudja Adjie Sudoso |
Date Deposited: | 26 Nov 2021 07:01 |
Last Modified: | 26 Nov 2021 07:01 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/27493 |
Actions (login required)
View Item |