SUSIANTO, INDRA ADI (2020) Perubahan nyeri haid (dismenorhea) pada pasien paska laparoskopi adenomiomektomi. Vitasphere : Jurnal Manajemen Kualitas Hidup, 1 (1). pp. 22-27. ISSN 2085-7683
|
Text
Cover, editorial, daftar isi.pdf Download (274kB) | Preview |
|
Text
Vitasphere Perubahan nyeri haid paska adenomiomektomi indra adi susianto semarang.docx Download (62kB) |
||
|
Text
plagiasi vitasphere.pdf Download (125kB) | Preview |
|
|
Text
peer review 1 dan 2 vitasphere.pdf Download (146kB) | Preview |
Abstract
Latar Belakang : Kejadian adenomyosis akhir-akhir ini meningkat pada wanita yang belum menikah dan belum pernah hamil (nuliigravid).1,2 Pengobatan untuk adenomyosis ada wanita yang masih ingin mempertahankan fertilitasnya adalah penggunaan non steroid antiinflamasi, terapi hormone berupa Gonadotropin Releasing hormone (GnRH) agonist, danazol atau Pil kontrasepsi, tetapi efek dari penggobatan ini adalah sementara dan nyeri haid seringkali tidak berkurang Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui derajad nyeri dan kekambuhan kembali dismenorhea berat setelah tindakan laparoskopi adenomiomektomi pada pasien fokal adenomiosis yang tidak respon terhadap pengobatan medikamentosa. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Kohort-Retrospective pada pasien dengan kriteria inklusi adenomiosos fokal dengan derajad VAS dismenorhea 9/10 yang gagal terapi dengan obat hipoestrogen. Dilakukan pemantauan setelah tindakan laparoskopi adenomiomektomi dan pemberian GnRh analog setiap bulan selama 6 bulan dan kemudian di pantau setiap 3 bulan untuk derajad VAS untuk dismenorhea selama 24 bulan kemudian. Hasil : Dari 92 pasien (2012 – 2017) yang dilakukan laparoskopi adenomiomektomi, didapatkan 68,4 % terjadi penurunan VAS dismenorhea secara signifikan, 14,1 % terjadi kekambuhan kembali pada 12 bulan paska tindakan dan 1 % fluktuatif. Dengan rerata VAS dismenorhea antara 0.447 sampai 0.894 dalam rentang waktu 24 bulan paska tindakan. Didapatkan 13 pasien dengan kehamilan spontan dengan 21 % berakhir dengan abortus, 3 % melahirkan pervaginam dan hanya 1 % terjadi ruptura uteri pada trimester 2 kehamilan Kesimpulan : Laparoskopi adenomiomektomi dapat menjadi alternative terapi pada pasien adenomiosis yang gagal terapi hypoestrogen dan menginginkan fertilitas.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medicine and health |
Depositing User: | Mr Indra Adi Susianto |
Date Deposited: | 23 Dec 2020 00:27 |
Last Modified: | 28 Dec 2020 02:44 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/23120 |
Actions (login required)
View Item |