Search for collections on Unika Repository

SEKOLAH LUAR BIASA BERASRAMA DI PEKALONGAN

Hayyuningsih, Putri Nur (2019) SEKOLAH LUAR BIASA BERASRAMA DI PEKALONGAN. Other thesis, UNIKA SOEGIJAPRANATA.

[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_BAB 1.pdf

Download (593kB) | Preview
[img] Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_BAB 3.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_BAB 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_BAB 5.pdf

Download (794kB) | Preview
[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_DAPUS.pdf

Download (230kB) | Preview
[img]
Preview
Text
15.A1.0090 PUTRI NUR HAYYUNINGSIH_LAMPIRAN.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Sekarang ini di Indonesia setiap warganya berhak dan wajib untuk mendapatkan pendidikan sesuai yang tertulis dalam UUD RI tahun 1945 perihal hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah di bidang pendidikan. Selain itu pada UU nomor 20 tahun 2003 perihal sistem pendidikan nasional yakni penyelenggaraan pendidikan yang wajib memegang prinsip-prinsip pendidikan yang diselenggarakan secara tidak diskriminatif. Selain itu pula dalam proses pendidikan harus diadakannya proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik. Pada UU nomor 20 tahun 2003 pasal 5 bahwa setiap warga negara dengan berbagai keterbatasan baik fisik atau non-fisik berhak mendapatkan pendidikan khusus. Yang kemudian dibahas secara khusus pada pasal 32 mengenai pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus. Sekolah Luar Biasa merupakan salah satu tempat yang menyediakan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang meyediakan pelayanan khusus dalam hal pendidikan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan pengguna berkebutuhan khusus tersebut. Menurut DAPODIKDASMEN Kemendikbud jumlah SLB di Kota Pekalongan hanya terdapat satu kompleks SLB milik pemerintah yang berstatus SDLB dengan lokasi yang jauh dari pusat kota. Sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah Sekolah Luar Biasa di Surakarta yang mencapai 17 buah dilihat dari segi cakupan wilayah yang lebih sempit dibandingkan Kota Pekalongan. Menurut Dinas Sosial tahun 2013-2014 didapatkan jumlah anak penyandang disabilitas terbanyak berada di Kota Pekalongan dan sekitarnya nyakni penyandang disabilitas fisik yang terdiri dari : tunadaksa, runguwicara, dan tunanetra. Maka dari itu dibutuhkan wadah bagi para anak penyandang disabilitas fisik khususnya di Kota Pekalonggan guna meningkatkan partisipasi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan adanya asrama pada Sekolah Luar Biasa yang mendukung kemudahan peserta didik yang bertempat tinggal jauh dari sekolah. Rumusan masalah pada project ini yakni bagaimana penataan ruang luar maupun dalam yang sesuai dengan karakteristik peserta didik tunanetra, tunarungu wicara dan tunadaksa , bagaimana penataan aksesibilitas ruang dalam bangunan, dan apasaja respon arsitektural bagi pengguna disabilitas dan non disabilitas pada project. Project ini bertujuan agar anak berkebutuhan khusus dapat mendapatkan tatanan ruang, aksesibilitas dan lingkungan bangunan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya. Pemilihan tapak berdasarkan peraturan Mentri Pendidikan nomor 33 tahun 2008, yakni berada di Kota Pekalongan tepatnya di Pekalongan Barat, Kelurahan Bendan yang berupa lahan kosong seluas 13600m2 dengan topografi datar. Sekolah Luar Biasa Berasrama di Pekalongan ini menampung peserta didik dengan jenjang SMPLB dan SMALB dengan total jumalah 144 peserta didik dan 35 tenaga pendidik. Pada project ini ruang-ruang pada bangunan dibagi menjadi beberapa kelompok yakni ruang-ruang pembelajaran, ruang-ruang keterampilan, ruang-ruang penunjang, ruang-ruang asrama dan ruang-ruang service. Bentuk organisasi ruang pada Sekolah Luar Biasa Berasrama di Pekalongan menggunakan organisasi ruang cluster. Dimana bangunan-bangunan diletakkan berdasarkan fungsinya atau berdasarkan fungsi yang berhubungan. konsep tata ruang tapak dan bangunan menggunakan pendekatan desain universal yang dimana bangunan beserta dengan fasilitasnya dapat digunakan oleh seluruh penggua bangunan baik non disabilitas dan disabilitas tanpa adanya adaptasi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 720 Architecture > Educational Buildings > School Buildings
Divisions: Faculty of Architecture and Design > Department of Architecture
Depositing User: Ms Agustin Hesti Pertiwi
Date Deposited: 23 Jun 2020 04:51
Last Modified: 23 Sep 2020 04:32
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/21313

Actions (login required)

View Item View Item