Stefani, Adriana Wulan (2006) EVALUASI KEAMANAN PANGAN BAKSO CILOK DITINJAU DARI KANDUNGAN BORAKSNYA DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR (SD) DI WILAYAH SEMARANG. Other thesis, UNIKA SOEGIJAPRANATA.
|
Text (COVER)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani COVER.pdf Download (113kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (102kB) |
||
Text (BAB II)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB) |
||
Text (BAB III)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (178kB) |
||
Text (BAB IV)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (101kB) |
||
Text (BAB V)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (92kB) |
||
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (78kB) | Preview |
|
|
Text (LAMPIRAN)
00.70.0057 Adriana Wulan Stefani LAMPIRAN.pdf Download (263kB) | Preview |
Abstract
Boraks merupakan bahan kimia yang aplikasinya dilarang untuk digunakan sebagai pengawet makanan karena penggunaannya pada dosis tertentu dalam tubuh dapat menyebabkan pusing-pusing, mual, muntah, tekanan darah rendah, kerusakan otak dan dapat menyebabkan kematian. Meskipun demikian pada kenyataannya boraks digunakan sebagai pengawet bahan makanan seperti bakso, mie, kerupuk gendar dan lain sebagainya. Boraks juga merupakan garam natrium dengan rumus molekul Na2B4O7.10H2O. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan bakso cilok di 8 SD di wilayah Semarang, untuk mengetahui pembuatan bakso cilok versi pedagang, untuk mengetahui pengaruh penggorengan terhadap konsentrasi boraks pada bakso cilok dan JMK bakso cilok pada anak-anak SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (AOAC Official Method 959.09 Boric Acid In Meat Semiquantitive Method) dan kuantitatif. Analisa dalam penelitian ini menggunakan SPSS for Window Versi 10.00 One Way Anova. Nilai HQ (Hazard Quotient) secara keseluruhan melebihi batas aman (HQ>1)). Nilai HQ tertinggi adalah 3,84 ± 1,62 dan terendah 2,06 ± 0,67. WI (Weekly Intake atau asupan boraks) dalam tubuh juga melebihi batas aman dari NOAEL yaitu 0,672 mg boraks/kg.BB. Rata-rata WI tertinggi adalah 2,58 mg boraks/kg.BB ± 1,09 dan terendah 1,39 mg boraks/kg.BB ± 0,45. Konsentrasi boraks pada bakso mentah berkisar antara 1482,14 - 2724,91 µg / g. Berat Basah. Konsentrasi tersebut disebabkan karena perbedaan antara konsentrasi boraks antar pedagang, setelah mengalami proses penggorengan bakso cilok mengalami penurunan sekitar 28,31 – 35,81 %. Jumlah Maksimum Konsumsi (JMK) bakso cilok yang direkomendasikan adalah ± 1 butir / minggu atau ± 8 g / minggu.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > 664 Food technology 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > Food Technology |
Divisions: | Faculty of Agricultural Technology > Department of Food Technology |
Depositing User: | Mr Ign. Setya Dwiana |
Date Deposited: | 02 Feb 2017 01:40 |
Last Modified: | 02 Feb 2017 01:40 |
URI: | http://repository.unika.ac.id/id/eprint/12257 |
Actions (login required)
View Item |