TANGGAPAN PKL TERHADAP PENATAAN KAWASAN SIMPANG LIMA

Kurniawan, Agung (2006) TANGGAPAN PKL TERHADAP PENATAAN KAWASAN SIMPANG LIMA. Other thesis, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Katolik Soegijapranata.

[img] Text (COVER)
98.30.3707 Agung Kurniawan.COVER.pdf

Download (100kB)
[img] Text (BAB I)
98.30.3707 Agung Kurniawan.BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (78kB)
[img] Text (BAB II (available document only in library of Soegijapranata Catholic University))
98.30.3707 Agung Kurniawan.BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (63kB)
[img] Text (BAB III (available document only in library of Soegijapranata Catholic University))
98.30.3707 Agung Kurniawan.BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (59kB)
[img] Text (BAB IV (available document only in library of Soegijapranata Catholic University))
98.30.3707 Agung Kurniawan.BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (94kB)
[img] Text (BAB V)
98.30.3707 Agung Kurniawan.BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (56kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
98.30.3707 Agung Kurniawan.DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (51kB)

Abstract

Penelitian ini tanggapan pedagang kaki lima terhadap penataan kawasan Simpang Lima Semarang dengan latar belakang bahwa bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, para pelaku bisnis menerapakan apa yang disebut prinsip ekonomi, yaitu bahwa dengan pengorbanan tertentu diharapkan dapat memperoleh hasil atau keuntungan yang maksimum meskipun pengertian bisnie tidak sesederhana itu karena dunia bisnis merupakan suatu rangkaian dari sistem yang saling bekerja sama dan merupakan kombinasi dari berbagai sumber yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa yang dihasilkan. Kegiatan bisnis didirikan tentu mempunyai tujuan yang telah ditentukan dikarenakan tujuan merupakan titik tolak bagi segala pemikiran dalam berusaha, selain itu tujuanjuga memberikan arah bagi kegiatan untuk mengukur sejauh mana efektivitas kegiatan yang telah dijalankan. Kegiatan bisnis pada umumnya bertujuan untuk mencapai keuntungan disamping untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan nilai-nilai tertentu. Dunia bisnis merupakan suatu gambaran yang terdiri dari usaha kecil, menengah dan besar yang didalamnya terdapat suatu dinamika yang kompleks serta mobilitas yang besar dari para pelakunya. Pedagang kaki lima yang akhir-akhir ini banyak menjadi perbincangan di kalangan birokrasi khususnya dalam kompleksitas masalah perkembangan sebuah kota besar pada umumnya. Menjamurnya pedagang kaki lima di kota-kota besar tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat akan peningkatan pendapatan terlebih lagi dengan kurang tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Di satu sisi, pemerintah sangat mendukung usaha kecil namun disisi lain, pertimbangan tata kota juga tidak bisa dikesampingkan. Hal tersebut juga terjadi di Semarang. Para pedagang kaki lima khususnya pedagang kaki lima yang ebrlokasi d itempat-tempat strategis atau pusat kota semakin menjamur hingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah kota khususnya makin sempitnya jalur yang dapat digunakan oleh para pejalan kaki. Seperti para pedagang kaki lima yang berlokasi di Simpang Lima yang beraneka jenis seperti teh poci,nasi ayam, warung kelontong dan warung makan atau yang lebih populer disebut warung “nasi kucing”, nasi gudeg dan lain-lain. Simpang Lima sebagai sebuah pusat kegiatan masyarakat memamng menjadi tujuan utama masyarakat kota Semarang yang datang dengan beragam tujuan. Dari sekedar cuci mata, jalan-jalan, belanja di mall hingga mereka yangmencari hiburan wanita yang memang mangkal di warung tenda di kawasan tersebut (Suara Merdeka, 4 Juni 2004). Kondisi Simpang Lima yang sudahpadat oleh masalah lalu lintas danlahan parkir semakin bertambah semrawut dengan keberadaan para pedagang kaki lima (PKL) dengan menggelar dagangan di setiap sudut kawasan Simpang Lima dengan jumlah 75 PKL, kawasan Simpang Lima terlihat semakin padat. Pemerintah Kota Semarangpun sepertinya membiarkan keberadaan mereka yang dalam kenyataannya telah mengambil hak pengguna jalan dengan alasan PKL adalah rakyat kecil yangtidak boleh dibinasakan. Selain itu, pemerintah kota juga menarik retribusi pada mereka dengan alasan untuk menutup target. Namun PKL tetap didatangi pembeli, dimana para pembeli umumnya adalah pengendara sepeda motor yang tentu saja membutuhkan lahan parkir. Sementara pemerintah kota Semarang semakin gencar menggalakkan penataan lokasi Simpang Lima.Pedagang kaki lima yang berjualan dikawasan Simpang Lima Semarangdengan jumlah ±75 pedagang yang membuka usahanya di atas trotoar maupun yang berjualan di dalam lapangan, baik yang bertenda maupun yang tidak bertenda. Dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Tanggapan PKL Terhadap Penataan Kawasan Simpang Lima”. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana rencana PEMKOT dalam menata kawasan Simpang Lima dan tanggapan PKL terhadap rencana tersebut. Pembatasan masalah dalam penelitian didasarkan pada masalah rencana PEMKOT dalam menata kawasan Simpang Lima, apakah PEMKOT akan merelokasi PKL, menerapkan sistem “jam bukajam tutup” atau sistem “hari buka-hari tutup” atau tetap membiarkan para PKL tersebut dengan memberikan fasilitas penunjang seperti tenda seragam yang dapat dibongkar pasang sehingga keindahan da kerapian tempat berjualan dikawasan Simpang Lima tetap terjaga, kemudian dibandingkan dengan tanggapan dari PKL terhadap rencana PEMKOT tersebut.. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui rencana PEMKOT menata kawasan Simpang Lima dan tanggapan PKL dengan manfaat yang ditujukan bagi pihatk terkait, peneliti dan bagi peneliti selanjutnya. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang mendukung penelitian diantaranya pengertian sektor formal, pengertian sektor informal, pengertian pedagang dan pedagang kaki lima. Selain itu digambarkan pula kerangka pikir penelitian beserta definisi opersionalnya.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif komparataif dimana berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa belum adanya keseuaian antara renca PEMKOT Semarang dalam menata kawasan Simpang Lima Semarang dan keinginan PKL yang telah lama berdagang di kawasan tersebut..

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 700 Arts and Recreation > 710 Landscaping & area planning
Divisions: Faculty of Economics and Business > Department of Management
Depositing User: Mr Lucius Oentoeng
Date Deposited: 12 May 2016 01:53
Last Modified: 12 May 2016 01:53
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/9158

Actions (login required)

View Item View Item