MEKANISME PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus di Polres Semarang Selatan Berkas Perkara No. Perkara BP/01/VI/2006/Narkoba)

ARIBOWO, JOKO (2008) MEKANISME PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus di Polres Semarang Selatan Berkas Perkara No. Perkara BP/01/VI/2006/Narkoba). Other thesis, PRODI HUKUM UNIKA SOEGIJAPRANATA.

[img]
Preview
Text (COVER)
00.20.0015 Joko Aribowo COVER.pdf

Download (63kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
00.20.0015 Joko Aribowo BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (115kB)
[img] Text (BAB II Available Document Only In Soegijapranata Catholic University)
00.20.0015 Joko Aribowo BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (129kB)
[img] Text (BAB III)
00.20.0015 Joko Aribowo BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (149kB)
[img] Text (BAB IV)
00.20.0015 Joko Aribowo BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (59kB)
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
00.20.0015 Joko Aribowo DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (56kB) | Preview

Abstract

Psikotropika adalah salah satu jenis obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kesehatan. Tetapi sekarang keberadaan psikotropika berubah / bergeser dan banyak yang menyalahgunakannya. Penyalahgunaan psikotropika oleh kaum remaja pada khususnya erat kaitannya dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motivasi dan akibat yang ingin dicapai. Di kota Semarang ini penggunaan dan penyalahgunaan psikotropika oleh anak dan kaum remaja mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dari data yang penulis peroleh dari Polres Semarang Selatan mulai bulan Mei 2006 sampai Desember 2006 adalah 5 (lima) kasus, diantara 5 (lima) kasus psikotropika terdapat 1 (satu) kasus tindak pidana psikotropika yang dilakukan oleh anak. Sedangkan pada tahun 2007 terhitung dari bulan Februari sampai April 2007 terdapat 4 (empat) kasus tindak pidana psikotropika dimana 2 (dua) kasusnya dilakukan oleh anak. Dengan fakta dan keadaan tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses penyidikan terhadap tindak pidana psikotropika yang dilakukan oleh anak di Polres Semarang Selatan dan hambatanhambatan serta cara menanggulangi hambatan tersebut. Pada tahap penyidikan sebenarnya proses dan tahapan untuk melakukan penyidikan terhadap anak sama saja dengan penyidikan, tersangka anak harus diperiksa terlebih dahulu oleh BAPAS (Balai Pemasyarakatan) karena tersangka anak ini bisa dimasukkan dalam golongan anak bermasalah walaupun anak tersebut terlihat sehat jasmani maupun rohani. Apalagi bila anak tersebut telah mengkonsumsi psikotropika dalam jangka waktu yang lama maka efek obat tersebut dapat dilihat dengan perubahan perilaku anak tersebut. Dengan pertimbangan tersebut maka pihak Polres Semarang Selatan memeriksa terlebih dahulu tersangka anak tersebut di BAPAS. Selain itu yang membedakan proses penyidikan terhadap tersangka anak adalah penyidiknya harus khusus penyidik anak. Untuk menjadi penyidik anak harus memenuhi kriteria-kriteria yang diajukan oleh pihak Kepolisian. Mengenai hambatan-hambatan yang ada dalam proses penyidikan, penulis membaginya menjadi 2 (dua) yaitu hambatan-hambatan internal dan eksternal dengan maksud agar hambatan-hambatan yang ada dapat lebih jelas dibedakan mana yang berasal dari pihak Kepolisian atau pihak tersangka anak atau pihak di luar 2 faktor tersebut yaitu masyarakat.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 300 Social Sciences > 340 Law
Divisions: Faculty of Law and Communication > Department of Law
Depositing User: Mrs. Frederika Kristin
Date Deposited: 17 Sep 2015 12:40
Last Modified: 17 Sep 2015 12:40
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/2786

Actions (login required)

View Item View Item