PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (STUDI KASUS PUTUSAN NO.493/Pid.B/2018/PN SMG)

ATRISLADITA, FATIKA (2021) PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (STUDI KASUS PUTUSAN NO.493/Pid.B/2018/PN SMG). Other thesis, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang.

[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-COVER_a.pdf

Download (596kB)
[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-BAB I_a.pdf

Download (560kB)
[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-BAB II_a.pdf
Restricted to Registered users only

Download (497kB)
[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-BAB III_a.pdf

Download (554kB)
[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-BAB IV_a.pdf

Download (312kB)
[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-DAPUS_a.pdf

Download (528kB)
[img] Text
16.C1.0072-FATIKA ATRISLADITA-LAMP_a.pdf

Download (933kB)

Abstract

Penelitian dengan judul “Peran Dokter Ahli Forensik Dalam Mengungkap Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Putusan No.493/Pid.B/2018/PN Smg)” ini bertujuan untuk mengetahui peran dokter ahli forensik dalam mengungkap identitas dan sebab kematian pada korban tindak pidana pembunuhan dan untuk mengetahui kekuatan pembuktian dari saksi ahli dalam mengungkap tindak pidana pembunuhan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan atau narasumber penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran dokter ahli forensik dalam mengungkap identitas dan sebab kematian perlu adanya tindakan bedah mayat pada korban pembunuhan dengan melakukan pemeriksaan luar dan bagian dalam jenazah, dengan memberikan bantuan keahliannya yang tertulis dan dituangkan ke dalam bentuk laporan Visum et Repertum yang berfungsi sebagai alat bukti kategori surat, sedangkan dokter ahli yang melakukan autopsi dan Visum et Repertum berfungsi sebagai alat bukti kategori keterangan ahli yang sah dalam proses peradilan pidana. Kekuatan saksi ahli dalam proses pembuktian di dalam persidangan yaitu kekuatannya sama dengan alat bukti yang lain, oleh karena itu ketentuan Pasal 183 KUHAP bertujuan menemukan dan mewujudkan pencapaian minimal batas pembuktian guna menentukan nilai kekuatan pembuktian yang dapat atau tidak dapat mendukung terbuktinya kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Adapun saran yang dapat diberikan adalah peran dokter ahli forensik penting dalam upaya membantu pihak peradilan, oleh sebab itu penegak hukum harus mendapatkan pemahaman akan pentingnya ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kejahatan yang menyangkut korban manusia karena berkaitan dengan hak korban yang nyawanya diambil paksa oleh pelaku, selain itu kekuatan pembuktian melalui alat-alat bukti yang sah dapat dijadikan dasar oleh Hakim untuk membuat keputusan, maka diharapkan jaksa dapat meyakinkan hakim melalui sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah yang ia hadirkan di sidang pengadilan

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 300 Social Sciences > 340 Law > 345 Criminal law
Divisions: Faculty of Law and Communication > Department of Law
Depositing User: mr AM. Pudja Adjie Sudoso
Date Deposited: 12 Nov 2021 06:48
Last Modified: 12 Nov 2021 06:48
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/27332

Actions (login required)

View Item View Item