BERNAUNG DIBAWAH BAYANG-BAYANG ATAP

Ir. Christophorus Koesmartadi, M.T. (2019) BERNAUNG DIBAWAH BAYANG-BAYANG ATAP. EC00201977716.

[img] Text
2019 sertifikat_EC00201977716 (2) Koesmartadi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (768kB)

Abstract

Kehidupan masyarakat Indonesia sangat beragam baik sandang, pangan mauun papan, sepanjang kepulauan Indonesia telah memperlihatkan sosok sebagai warisan budaya yang sangat beragam. Dalam bidang arsitektur kita mewarisi banyak ragam arsitektur yang mewakili budaya Indonesia yang sangat berkualitas. Dari banyak ragam arsitektur peninggalan tersebut unsur bersatunya dengan alam bisa terwakili dari banyaknya ragam atap yang menjulang bisa dikatakan sebagai bagian dari hubungan manusia dengan alam raya, yang sering disebut dengan kosmologi. Berdasarkan difinisi arsitektur Nusantara sebagai pengetahuan yang dilandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsiotektur, maka mengenal dan belajar arsitektur Nusantara berarti memahami karakter kesetempatan, termasuk didalamnya iklim dua musim dan pergempaan. Proses penggalian ini tidak mudah karena kita sudah lama dan biasa menggunakan dalil arsitektur yang bukan memperhatikan kesetempatan, guna penggalian maka yang dibutuhkan adalah mindset atau cara pandang terhadap arsitektur yan di dasarkan pada areal kesetempatan. Kondisi kesetempatan bisa digunakan fenomena alam yang terjadi di batas geografi Indonesia, sifat meyatu dengan alam akibat iklim. Dalam meneropong arsitektur Nusantara lebih mendalam dibutuhkan mindset atau cara pandang terhadap arsitektur itu sendiri, hal ini dimaklumi karena kita sekian lama terbiasa dengan cara pandang kaca mata Eropa. Cara merubah mindset dilakukan dengan cara melihat kondisi geografi, sebagai negara kepulauan, sebagai negara bergunung, dataran rendah dan lautan. Cara pandang terhadap iklim dua musim yang berarti manusia bisa hidup di dalam maupun diluar, yang berarti pula maka rumah tidak sepenuhunay digunakan untuk menghuni. Negara yang dilalui oleh jalur gempa mengandung konsekuensi terhadap arsitektur yang lentur terhadap dinamika pergempaan, sehingga material, bentuk bangunan pun mengikutinya. Setelah mengubah cara pandang maka yang terlihat hanyalah potensi keunikan arsitektur kita yang bersahabat dengan alam sekitarnya. Arsitektur kita sangat dekat dengan alam dan penghunipun menggunakan sebagian alam sebagai naungan Berbekal potensi karya arsitektur karya anak bangsa yang tersebar diseluruh Indonesia, menyebabkan banyaknya ilmu yang bisa diserap. Apa yang kita lihat setelah merubah mindset terpampang banyak potensi yang bisa dikembangkan. Guna tetap menjaga keunikan ragam arsitektur Nusantara maka diperlukan rumusan masa depan agar semakin bisa menjadi acuan. Salah satunya dengan menerapkan secara bertahap ilmu-ilmu yang bersinggungan dengan geografi Indonesia. Jika pendidikan arsitektur Nusantara sudah diterapkan di Indonesia maka maka niscaya arsitektur Indonesia benar benar lahir dari Rahim Ibunya

Item Type: Patent
Subjects: 700 Arts and Recreation > 720 Architecture
Divisions: Faculty of Architecture and Design
Depositing User: Mr Ch. Koesmartadi .
Date Deposited: 10 Sep 2020 07:47
Last Modified: 10 Sep 2020 07:47
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/21863

Actions (login required)

View Item View Item