ORIENTASI ENTREPRENEUR ANTECEDEN DAN IMPLIKASINYA PADA SPEED MARKET RESPONSE CAPABILITY DAN KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI JAMU SEBAGAI PRODUK PEWARIS BUDAYA INDONESIA

Retnawati, Berta Bekti ORIENTASI ENTREPRENEUR ANTECEDEN DAN IMPLIKASINYA PADA SPEED MARKET RESPONSE CAPABILITY DAN KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI JAMU SEBAGAI PRODUK PEWARIS BUDAYA INDONESIA. UNSPECIFIED.

[img] Text
ORIENTASI ENTREPRENEUR ANTECEDEN DAN IMPLIKASINYA PADA SPEED MARKET RESPONSE CAPABILITY DAN KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI JAMU SEBAGAI PRODUK PEWARIS BUDAYA INDONESIA.pdf

Download (1MB)

Abstract

Persaingan tataran global yang begitu ketat mensyaratkan bangsa dan warganya mengeksplorasi beragam keunikan dan produk-produk yang membawa kultur yang memberikan pembeda kuat identitas suatu bangsa. Indonesia sejatinya memiliki beragam produk unik dan unggul yang bisa diekspos ke tataran global dengan lebih kuat lagi, satu diantaranya adalah produk jamu. Sudah disadari oleh pemangku kepentingan di Indonesia, bahwa industri jamu menjadi salah satu produk potensial yang perlu dikembangkan, karena memiliki potensi pasar yang menjanjikan baik di pasar lokal maupun global. Namun demikian perlu dicari solusi bersama berkenaan dengan kendala pengembangan industri jamu, sejauh ini mencakup pengembangan jamu berbasis keamanan, mutu, dan khasiat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, selain itu masih kurang maksimalnya tingkat kebanggaan dan kepercayaan masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi jamu dan obat tradisional. Melihat potensi ini tidak salah kiranya bila diperlukan para penggiat di industri jamu ini dengan kemampuan tinggi dalam orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation). Pengusaha jamu dengan orientasi entrepreneur tinggi diharapkan memiliki tingkat kinerja tinggi karena kemampuan memadai menghadapi lingkungan yang dinamis. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji model penelitian yang sudah dilakukan secara empirik berkaitan dengan orientasi entrepreneur dan kinerja organisasi. Adanya research gap yang ada dibutuhkan satu pemodelan yang akan menjembatani gap riset tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini akan diajukan satu konsep sebagai novelty pemodelan. Penelitian ini sebagai pionir dalam mengeksplorasi orientasi entrepreneur dan antecedents pembentuknya mencakup innovativeness, proactive personal, serta risk taking dari para pengusaha industri jamu dan implikasi pada kebaruan variabel novelty serta pada kinerja pemasaran industri jamu ini. Urgensi penelitian ini memberikan kontribusi pemikiran bagi praktek manajerial pelaku usaha industri jamu dalam bentuk orientasi entrepreneur dan antecenden pembentuknya untuk menuju upaya peningkatan kinerja perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha. Pada tahun pertama, penelitian ini akan mengidentifikasi kondisi eksisting industri jamu untuk semua skala usaha baik besar, menengah, maupun kecil mencakup ukuran perusahaan, lama beroperasi, kepemilikan, permasalahan dan kekuatan yang dimiliki. Identifikasi kondisi eksisting untuk mendalami secara komprehensif situasi dan kondisi berkaitan juga dengan cara pandang pelaku usaha dalam menjalankan aktifitas usahanya sehingga pada tahun pertama ini akan diekplorasi orientasi entrepreneur pengusaha dan antecendent pembentuknya sebagai upaya memvalidasi berbagai dimensi dari orientasi entrepreneur dan antecedents untuk diujikan dalam model menyeluruh pada tahap berikutnya. Pada tahun pertama telah dilakukan pengambilan data di sejumlah usaha jamu, baik skala mikro dan rumah tangga (11 responden), usaha menengah (5 responden), skala besar (4 responden), sehingga total ada 20 responden. Gambaran kondisi eksisting para wirausaha jamu ini secara umum, semuanya masih berproduksi dan masih bertahan sampai sekarang di tengah persaingan industri jamu lainnya dan juga produk pesaing baik dari produk herbal maupun produk farmasi. Berbagai upaya kreatif dan inovatif tetap dilakukan oleh para pelaku industri jamu dengan tetap melakukan eksplorasi produk baru, bentuk promosi baru dan memasuki area pasar yang baru, dengan berbagai kemampuan sesuai dengan skala industri yang dimiliki. Upaya kreatif ini tetap dilakukan di tengah beragam masalah dan tantangan yang dihadapi para pelaku jamu, di antaranya adalah keterbatasan bahan baku, keterbatasan mesin produksi, keterbatasan kemampuan promosi, harapan terhadap regulasi yang diterapkan pemerintah, serta tantangan mengelola usaha jamu di tengah beragam produk pesaing baik dalam jenis industri yang sama (sama-sama jamu) ataupun di luar produk jamu (produk herbal dan farmasi). Eksplorasi indikator-indikator dari dimensi orientasi entrepreneur dari hasil wawancara dengan para pengusaha sudah dianalisis sebagai upaya untuk memvalidasi dimensi-dimensi orientasi kewirausahaan yang akan diujikan kembali secara empirik pada penelitian di tahun kedua. Hasil eksplorasi indikator-indikator semua dimensi dari orientasi kewirausahaan adalah sebagai berikut: kemampuan pengambilan risiko (risk taking), kemampuan inovasi (innovativeness) dan sifat proaktif (proactiveness) dimiliki oleh semua pengusaha jamu yang telah diuji dengan melakukan studi eksploratif secara empirik ini. Namun demikian kekuatan dan keberanian dalam mengambil risiko, memanfaatkan peluang secara proaktif serta melakukan terobosan-terobosan inovatif dilakukan oleh para pelaku industri jamu diseuaikan dengan kemmapuan dan situasi kondisi setiap pelaku dalam berbagai kategori, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan akses dan permodalan yang dibutuhkan. Temuan di lapangan membuktikan bahwa kemauan untuk mempraktekkan berbagai sikap orientasi entrepreneur di skala kecil sebenarnya cukup tinggi dan baik bila ditindaklanjuti, namun terkadang hal ini masih terkendala kurangnya penunjang finansial yang membantu para pengusaha mengeksplorasi upaya-upaya kreatif inovatif menhadapi tantangan bisnis jamu di masa mendatang. Dalam hal ini peran lembaga baik dari pemerintah maupun pendukung kemajuan jamu sebagai pewaris budaya di negara Indonesia ini perlu untuk ditingkatkan, yang pada akhirnya akan membantu industri jamu semakin kokoh berdiri dalam menghadapi kompetisi global ini. Pada tahun kedua ini, berbagai dimensi indikator dari orientasi entrepreneur akan diujikan dengan kebaruan konsep (novelty) yaitu market speed response capability sebagai variabel pemediasi dalam pemodelan dengan melihat pengaruh dari antecendents orientasi entrepreneur dengan kinerja pemasaran. Eksplorasi juga dilakukan pada variabel pemoderasi yakni dinamika lingkungan eksternal yang dipertimbangkan bisa memberi pengaruh pada model keseluruhan ini.

Item Type: Other
Subjects: 300 Social Sciences > 330 Economics
Divisions: Faculty of Economics and Business > Department of Management
Depositing User: Ms Berta .
Date Deposited: 18 Oct 2019 00:42
Last Modified: 30 Oct 2020 22:11
URI: http://repository.unika.ac.id/id/eprint/19875

Actions (login required)

View Item View Item